Honda Soichiro, inovator mesin 4-tak Motor dan Mobil Jepang

Honda Motor Company, Ltd. (Jepang: 本田技研 工業 株式会社 Hepburn: Honda Giken Kōgyō KK) merupakan  perusahaan konglomerat multinasional publik Jepang yang terutama dikenal sebagai produsen mobil, sepeda motor, dan peralatan listrik. Honda telah menjadi produsen sepeda motor terbesar di dunia sejak 1959, serta produsen mesin pembakaran internal terbesar di dunia yang diukur berdasarkan volume, memproduksi lebih dari 14 juta mesin pembakaran internal setiap tahun. Honda menjadi produsen mobil Jepang terbesar kedua pada tahun 2001. Honda adalah produsen mobil terbesar kedelapan di dunia pada tahun 2015.

Kesuksesan perusahaan manufaktur mesin Honda ini tidak terlepas dari kegigihan foundernya. Soichiro Honda lahir di Yamahigashi pada tanggal 17 November 1906.di sebuah desa kecil bernama Komyo (sekarang bernama Tenryu), Jepang. Ia tidak mengenyam pendidikan formal memadai dan tidak cemerlang di sekolah. Honda menghabiskan masa kecilnya membantu ayahnya dalam bisnis reparasi sepeda, dan pandai besi yang membuat pisau maupun peralatan tani.

Semasa hancurnya Jepang dibom dan dijajah Amerika serikat, kehidupan orang Jepang pada masa itu sangat keras sekali. Negeri tetangga Jepang membenci Jepang karena dosa saat perang dunia kedua. Lalu masa penjajahan Amerika serikat yang merampas semua kekayaan dan melakukan pelecehan manusia dan budaya Jepang. Ada banyak orang Jepang yang mengungsi hingga ke Brazil, dan Australia karena beberapa gempa bumi dan bencana banjir tsunami yang melanda Jepang beberapa tahun kemudian saat itu. Namun ditengah kehacuran pasca perang tersebut, kaum industrialis dan penemu Jepang dari kalangan rakyat biasa justru tumbuh dan berkembang. Salah satunya yang paling legendaris adalah Honda Motors, perusahan kendaraan dan mesin yang tersohor saat ini. 

Berbagai literatur menyebutkan bahwa awal ketertarikannya pada dunia otomotif diawali pada usia yang sangat muda. Pada saat 15 tahun, tanpa pendidikan formal, Honda pindah ke Tokyo untuk mencari kerja. Dia bekerja magang di sebuah bengkel pada tahun 1922 dibengkel Art Shokai. 

Pekerjaannya pertama di Tokyo, sebenarnya tidak langsung berhubungan dengan mesin seperti yang dia inginkan namun sebagai seorang tenaga cleaning service sambil mengasuh bayi dan anak dari pemilik bengkel, sampai pemilik bengkel menemukan bakat Honda yang sesungguhnya yaitu mekanik. Enam tahun kemudian dia dipercaya membuka bengkel cabang Art Shokai di Hamamatsu. bengkel itulah yang membuka jalan hidupnya selanjutnya.

Awalnya, dia merasa bahwa bengkel miliknya adalah yang satu-satunya bisa memperbaiki mobil Ford dan mobil amerika lain yang memang mudah rusak karena jalanan jelek di kota itu, tetapi tak lama kemudian dia dihadapkan pada kenyataan bahwa dia tidak sendirian. Segera muncul pesaing-pesaing baru. Namun ia memiliki strategi usaha untuk memenangkan persaingan. Pertama ia menerima perbaikan yang ditolak sebelumnya oleh bengkel lainnya dan kedua adalah bekerja secepat mungkin sehingga pelanggan tidak butuh waktu lama untuk menunggu servis mobil maupun mesin lain.

Pada masa itu Jepang masih negeri yang tergolong maju di Asia tapi tidak semaju kota Batavia yang saat ini Jakarta, karena berbagai sektor ekonomi dan industri yang baru tumbuh. Walaupun dari keluarga sederhana, ia memiliki semangat dan cita-cita yang sangat tinggi.

Namun Soichiro bukan karakter orang yang mudah puas dengan satu keberhasilan saja. Dia menginginkan gagasan yang perlu diwujudkan. Temuannya yang membuatnya memiliki banyak uang pertama kali adalah saat ia memiliki ide membuat velg mobil dan motor dengan jari-jari logam menggantikan jari-jari kayu. Temuannya ini di aplikasikan pada sepeda, sepeda motor dan mobil.

Kemudian dengan uang yang didapat dari usaha membuat velg, ia membiayai obsesinya membuat ring piston yang saat itu masih sulit untuk didapat. Masa itu, buatan luar negeri jarang yang sempurna dan sukar dibuat. Ring piston itulah yang membuat dirinya kembali ke sekolah pada usia 28 tahun. Ia pun mencoba mencari lowongan pekerjaan sembari berjualan berkeliling ke perusahaan dan bengkel otomotif termasuk ke pabrik Toyota, namun ia ditolak. Setelah bergulat dengan berbagai macam percobaan, ring piston yang dibuatnya tidak sesuai harapannya. Butuh tiga tahun untuk mewujudkan proyek ring piston ini. Namun pada masa perang dunia akhirnya menjadi penyuplai industri militer.

Setelah perang usai, ia muncul ide memasang mesin pada sepeda yang merupakan cikal bakal sepeda motor di kemudian hari. Awalnya ia memanfaatkan mesin-mesin bekas perang. Sewaktu buatannya dijual, respon masyarakat luar biasa. Dagangannya cepat laku hingga mendorongnya untuk membuat sepeda motor.

Meski sepeda motornya sukses, Honda ternyata terbentur masalah finansial bahkan terancam bangkrut. Ia memang seorang penemu dan mekanik yang hebat namun tidak pandai mengelola keuangan. Inilah yang kemudian mempertemukannya dengan Takeo Fujisawa, direktur keuangan yang direkrut untuk membantu pengelolaan uang dari perusahaan Honda tersebut.

Di mata karyawannya, Soichiro terkenal keras, bahkan tak jarang dia “main tangan” dalam arti yang sesungguhnya. Bekerja dengan Soichiro berarti ada dua pilihan: pindah ke perusahaan lain atau belajar dengannya. Selain mencintai dunia permesinan, Soichiro sendiri tergila-gila dalam dunia balap. Itu pula yang kemudian menjadi kunci suksesnya. Dari arena balap, dia mendapatkan masukan berharga bagi pengembangan produknya. Bahkan ketika baru memasuki dunia pembuatan mobil pada tahun 1962, hanya 2 tahun sesudahnya, ia langsung merealisasikan idamannya, terjun di arena Formula 1. Sedangkan di kancah produksi massal, Honda menelurkan produk yang sangat disukai pasar, hemat bahan bakar dan berkecepatan tinggi, yang menjadi trade mark Honda hingga sekarang.

Honda menyukai balapan otomotif dan menciptakan rekor kecepatan pada 1936. Dia kemudian mengalami cedera dalam sebuah kecelakaan yang parah – tulangnya patah termasuk di kedua pergelangan tangannya – dan berhasil dibujuk istrinya untuk berhenti membalap. Honda lalu berkonsentrasi pada usahanya, dan pada 1937 dia pindah ke pembuatan cincin-piston dengan mendirikan Industri Berat Tokai Seiki (IBTS,Tokai Seiki Heavy Industry). Pada 1948 dia menjual IBTS kepada Toyota seharga 450.000 yen (kira-kira sama dengan 1 juta dolar AS jika diukur pada tahun 2003).

Pada 1948 Honda memulai produksi sepeda motor sebagai presiden Honda Corporation. Honda mengubah perusahaan tersebut menjadi sebuah perusahaan multinasional berharga milyaran yang memproduksi sepeda motor terlaris di dunia. Ia tidak memanjakan anaknya, justru anaknya melamar pekerjaan di pabrik honda dari posisi awal hingga akhirnya anakny tersebut justru berhenti dan membuat bengkel sendiri yang saat ini kita kenal dengan Honda Mugen Sport.

Tidak seperti pengusaha keluarga yang biasanya nepotisme dan memberikan pekerjaan strategis pada saudara maupun teman dan tetangga, Pak Soichiro Honda menganut Meritokrasi garis keras. Ia hanya memberikan dan mempercayakan pekerjaan hanya kepada karyawan yang betul bekerja dengan baik. Ketika ia pensiun pada 1973, ia menyerahkan pimpinannya pada Kiyoshi Kawashima. 

Pak Honda tetap menjabat presiden perusahaan hingga dia pensiun pada 1973, kemudian sebagai direktur dan diangkat sebagai “penasehat tertinggi” pada 1983. Setelah pensiun Pak Honda menyibukkan dirinya dengan pekerjaan yang berhubungan dengan Yayasan Honda yang memberi kursus pelatihan teknik bagi generasi muda di Jepang dan Amerika Serikat. Soichiro meninggal pada tahun 1991 di usia 84 akibat penyakit liver. Meninggalkan istrinya, Sachi dan seorang anak laki-laki serta dua anak perempuan. Dia meninggal karena gagal liver.


source:  Honda.com

Awalnya dipublikasikan pada30 June 2020 @ 6:06 PM

Leave a Reply