Mengapa Inspeksi /Inspection dibutuhkan dalam Pengendalian Kualitas manufaktur?

Keseragaman hasil output produksi merupakan tujuan utama dari penerapan standar kualitas industri. Namun, inspeksi sederhana yang didapat dari hasil pengamatan subyektif tentu hasilnya tergantung dari kualitas manusia yang menguji. Di artikel kali ini kita membahas lebih lanjut tentang inspeksi dan segala maksud dan tujuan dari inspeksi tersebut.

INSPEKSI ITU APA?

Inspeksi merupakan metode yang paling umum digunakan oleh perusahaan manufakturing untuk mencapai keseragaman kualitas produk dan Standarisasi produk. Jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan ketentuan standar dan spesifikasi maka produk tersebut akan ditolak dan pihak yang bertanggung jawab harus melakukan tindakan perbaikan (corrective countermeasure) agar tidak terjadi lagi ketidaksesuaian standar di masa yang akan datang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Inspeksi diartikan sebagai pemeriksaan seksama, pemeriksaan secara langsung tentang peraturan, tugas dan lain sebagainya. Jika kata Inspection atau Inspeksi ini kita aplikasikan ke dalam pengendalian kualitas maka dapat diartikan bahwa Inspeksi atau Inspection adalah pemeriksaan secara seksama terhadap suatu produk yang dihasilkan apakah sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan padanya.

KENAPA INSPEKSI ITU HARUS MEMILIKI STANDAR ACUAN REFERENSI YANG JELAS?

Inspeksi dan pengujian kausalitas pada sistem research and development itu sangat berbeda. Inspeksi tidak akan melakukan penelitan mengapa produk tersebut tidak sesuai dengan standar atau mencari penyebab ketidaksesuaian (non-conformance) tersebut. Untuk melakukan penelitian terhadap penyebab ketidaksesuaian, ada pihak tertentu atau unit kerja lainnya yang melakukannya.

Dalam prakteknya pada Industri Manufakturing dan pabrikasi, Unit kerja yang berkaitan dengan Inspeksi (Inspection) dan Pengujian (Test) ini bertanggung jawab untuk menilai kualitas bahan-bahan baku yang dipasok oleh pemasok (supplier) dan produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan manufakturing itu sendiri apakah telah sesuai dengan karakteristik dan standar yang ditentukan.

Anda dapat dengan mudah memeriksa torsi pada alat kerja troque wrench dengan INSIZE Torque Wrench Test Stand IST-TS500 dalam operasi manual. Arah pengukuran kiri-kanan dimungkinkan dengan INSIZE Torque Wrench Test Stand IST-TS500 ini. Dengan memiliki kunci momen yang pas torsinya, pekerjaan pengencangan maupun pengendoran bisa dipastikan.

Tujuan Inspeksi (Inspection) dalam Pengendalian Kualitas

Inspeksi bisa bersifat subyektif maupun obyektif tergantung dari standar, pelaku dan target yang ingin dikejar. MIsalnya; jika diuji yang mana dari dua baris pada gambar di bawah ini yang lebih panjang; kiri atau kanan, hampir semua subjek non-tunanetra dapat menjawab dengan benar 100% dari waktu. Namun, jika stimulus ditutup ke belakang setelah waktu yang singkat. waktu, proporsi tanggapan yang benar menurun seiring dengan berkurangnya durasi pemaparan, dan perbedaan individu yang dapat diandalkan muncul dalam persentase yang diidentifikasi dengan benar pada interval yang berbeda. Inspeksi sederhana seperti ini tentu wajib disejajarkan dengan bantuan alat ukur dan alat uji tertentu yang sudah terbukti valid argumentasi teorinya.

Unit kerja yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan memilah komponen-komponen yang dipasok oleh pemasok ataupun produk setengah jadi (Semi Products) dari unit kerja lainnya apakah sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan biasanya disebut dengan IQC (Incoming Quality Control). Sedangkan unit kerja yang bertanggung jawab untuk inspeksi dan pengujian terhadap produk jadi (finished goods) yang di produksi oleh perusahaan manufakturing ini biasanya disebut dengan OQC atau Outgoing Quality Control.

Inspeksi kualitas dan pengujian material dengan metode hardness testing tergolong sebagai pengujian yang merusak permukaan material. Oleh sebab itu umumnya, dibutuhkan sampel material yang akan diuji sebagai perwakilan dari inspeksi material secara rata-rata keseluruhan.

Tujuan dari Inspeksi dalam Quality Control (Pengendalian Kualitas) adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mendeteksi dan menghilangkan bahan baku yang cacat sebelum masuk ke proses produksi.

  2. Untuk mendeteksi produk cacat dan produk yang berkualitas rendah terkirim ke pelanggan.

  3. Untuk memberikan pemberitahuan kepada Manajemen sebelum suatu masalah kualitas menjadi serius sehingga manajemen dapat mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan.

  4. Untuk mencegah keterlambatan pengiriman yang dikarenakan masalah kualitas dan mengurangi keluhan dari pelanggan.

  5. Untuk meningkatkan kualitas dan realibilitas produk.

Pengecekan diameter dan dimensi benda kerja secara sampling umumnya digunakan pada unit produksi yang membutuhkan kecepatan, namun proses pengecekan one by one secara manual juga umum digunakan pada uit produksi komponen presisi yang vital.

Manfaat Inspeksi (Inspection) dalam Pengendalian Kualitas

Inspeksi atau Inspection pada dasarnya tidak hanya melakukan pengukuran terhadap tingkat kesesuaian dengan standar tetapi juga menguji fungsi dan karakteristik produk yang yang ditentukan. Dengan memisahkan produk-produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas, maka kualitas barang produksi bisa dijaga. Tentu saja ada toleransi untuk menilai produk-produk yang memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Jadi pada dasarnya Inspeksi secara fungsi;

  1. Membedakan Lot produk yang toleransi baik dan Lot produk yang cacat.

  2. Membedakan unit produk yang berfungsi baik dan unit produk yang cacat.

  3. Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pada proses.

  4. Untuk mengetahui apakah proses produksi berada atau mendekati batas spesifikasi.

  5. Untuk menilai kualitas mesin dan peralatan pembuat produk.

  6. Untuk mengukur ketepatan alat ukur di produksi.

  7. Untuk mengukur efisiensi kemampuan proses.

  8. Jenis-jenis Inspeksi dalam Pengendalian Kualitas

Jenis-jenis Inspeksi (Inspection) dalam Pengendalian Kualitas

Secara praktis, teori Inspeksi atau Inspection dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Floor Inspection, Centralized Inspection, Combined Inspection, Functional Inspection, First Piece Inspection, Pilot Piece Inspection dan Final Inspection. Berikut ini adalah pembahasan singkatnya.

  1. Floor Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan dalam proses produksi. Dalam Floor Inspection, Inspektor melakukan pemeriksaan terhadap Material atau produk setengah jadi (Semi Goods) pada proses produksi baik yang dilakukan oleh Manusia maupun Mesin. Inspektor akan melakukan pemeriksaan dari satu mesin/pekerja ke mesin/pekerja lainnya. Metode pemeriksaan ini dapat mendeteksi permasalahan lebih awal sebelum produk tersebut dihasilkan dalam jumlah banyak.

  2. Centralised Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan pada lokasi tertentu atau terpusat pada tempat yang ditentukan. Semua Peralatan dan Mesin Pengujian diletakan pada tempat yang dikhususkan untuk pengujian. Semua sampel produk yang akan dilakukan pengujian dibawa ke lokasi tersebut untuk dilakukan pengujiannya.

  3. Combined Inspection adalah kombinasi dari Floor Inpection dan Centralised Inspection.

  4. Functional Inspection adalah Inspeksi terhadap Fungsional pada produk. Seperti contoh pada pemeriksaan Fungsi sebuah Motor, Inspeksi Fungsional akan memeriksa karakteristik kecepatan motor tersebut sesuai dengan yang ditentukan tanpa harus mengetahui karakteristik masing-masing komponen pembentuk motor itu. Functional Inspection pada umumnya dilakukan setelah sebuah produk sudah menjadi Produk Jadi (Finished Goods).

  5. First Piece Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap unit pertama. Unit pertama yang dimaksud ini bisa jadi adalah unit pertama pada pergantian shift kerja, unit pertama pada pergantian LOT produk, unit pertama pada pergantian alat kerja ataupun unit pertama pada pergantian parameter mesin.

  6. Pilot Piece Inspection adalah inspeksi yang dilakukan terhadap produk baru ataupun model-model baru.

  7. Final Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan pada Produk Jadi (Finished Goods). Final Inspection ini memeriksa karakteristik produk secara menyeluruh baik Fungsional maupun Kosmetiknya. Final Inspection ini dilakukan sebelum produk jadi tersebut dikirimkan ke pelanggan.

Pengujian kualitas dimensi berdasarkan nilai toleransi atas dan bawah atau Go/No-Go awalnya dikembangkan oleh Henry Ford dalam memproduksi mobil pertama komersial. Operator dengan skill yang minim dan beragam bisa mengecek komponen presisi dengan cepat dan mudah. Seiring dengan perkembangan teknologi, proses uji ini pun saat ini sudah menggunakan sistem otomasi melalui perangkat uji terkontrol.

Metode-metode Inspeksi (Inspection) dalam Pengendalian Kualitas

Terdapat dua metode dalam melakukan Inspeksi (Inspection) yaitu metode Inspeksi 100% (100% Inspection) dan metode Inspeksi secara sampling (Sampling Inspection).

  1. Metode Inspeksi 100% (100% Inspection) adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap semua jumlah produk yang dihasilkan oleh produksi dan teknik pengujian yang digunakan tidak boleh bersifat destruktif (tidak merusak produk). Metode Inspeksi 100% memerlukan tenaga kerja yang banyak dan biaya yang tinggi. Metode Inspeksi 100% ini biasanya diaplikasikan pada produk-produk yang berharga tinggi.

  2. Metode Inspeksi secara Sampling (Sampling Inspection) adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap jumlah sampel tertentu dari total jumlah produk yang diproduksi pada rentang waktu tertentu. Sampel yang diambil pada umumnya adalah sampel acak (random sample) yang mewakili keseluruhan populasi produk (umumnya berdasarkan model, tenaga kerja, mesin ataupun rentang waktu tertentu). Jika dalam Inspeksinya terbukti mendeteksi adanya produk cacat maka keseluruhan produk yang terkait akan ditolak (rejected) dan harus dilakukan pengerjaan ulang atau disortir ulang. Pemeriksaan atau Inspeksi Sampling ini lebih murah dan lebih cepat namun memiliki risiko terjadinya kesalahan sample (sampling error). Kesalahan Sampling ini biasanya dapat diperkirakan. Dalam kasus pengujian yang bersifat destruktif yaitu pengujian yang dapat merusak produk yang bersangkutan, Inspeksi sampling ini sangat dianjurkan. Metode Inspeksi Sampling ini biasanya dilakukan pada produk-produk yang kurang presisi dan tidak berharga mahal.

Inspeksi non-destruktif dengan menggunakan mikroskop maupun pengukuran dimensi secara visual dengan profile projector dapat mempercepat proses pengamatan yang lebih netral dengan bukti gambar yang bisa disimpan.

KESIMPULAN

Inspection (Inspeksi) diperlukan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dan standarnya sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga dengan baik. Dalam pengendalian kualitas (Quality Control), Inspeksi merupakan salah satu elemen yang sangat penting. 

Selain mengendalikan kualitas dan menjaga kepuasan pelanggan, Inspeksi juga dapat mengurangi biaya-biaya manufakturing akibat buruknya kualitas produksi seperti biaya pengembalian produk dari pelanggan, biaya pengerjaan ulang dalam jumlah banyak dan biaya pembuangan bahan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Nah sekarang dalam proses pengendalian kualitas tersebut, metode manakah yang secara efektif dan efisien sesuai dengan bidang dan proses manufaktur yang anda kerjakan? Metalextra menawarkan solusi perangkat kerja presisi berkualitas tinggi. Berbeda dengan pesaing kami yang berjualan tong sampah dan alat kerja non-presisi yang dicampur aduk, kami merupakan satu-satunya spesialis presisi asli Indonesia yang paham dan mengerti cara cerdas untuk mengejar kesempurnaan dan toleransi yang ketat. 

Jangan ragu untuk mencari bantuan dari spesialis yang dapat membantu Anda memilih yang akan memberi Anda manfaat maksimal. Hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email : sales@metalextra.com Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:

Smithsonian Institution 

Tim Kreatif Metalextra.com, Tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada12 June 2020 @ 11:23 PM

Leave a Reply