Bekerja keras atau bekerja cerdas?

Bekerja mencari nafkah merupakan aktivitas yang disengaja ataupun terpaksa dilakukan orang untuk menghidupi diri sendiri, orang lain, atau komunitasnya. Terlepas dari alasan dan faktor yang mendorong orang untuk bangun setiap hari dan berangkat mencari uang, kegiatan ekonomi bekerja dimulai dari mendorong diri sendiri untuk menukarkan jasa pemikiran dan gerak fisik demi memperoleh bayaran. Dalam artikel kali ini kita membahas tentang perbedaab bekerja keras dan bekerja cerdas.

MOTIVASI BEKERJA DAN PENGERTIAN KERJA SENDIRI

Saran paling umum yang kita dengar tentang Tokoh motivator kerja ternama adalah kesuksesan didapat dengan “Kerja, Lanjutkan Kerja, Kerja lebih keras lagi”. Bahkan adapula manajer dan rekan kita yang banyak mengatakan bahwa cara menjadi sukses naik jabatan maupun karir yang sukses dengan “lembur, lembur, lembur.”

Bekerja itu tidak ada bedanya dengan berolahraga dan berkompetisi. Memang bagi sebagian orang, bekerja keras dengan terus lembur dan berlatih ini sebenarnya menghasilkan kesuksesan yang efektif. Misalnya, melakukan cukup latihan fitness dan bisep otot yang diikuti dengan pola makan bernutrisi tinggi, membayar langganan fitness dan pada akhirnya akan membuat otot menjadi lebih besar. Tetapi tentu ada resiko dan masalah besar dengan pendekatan ini yang lebih berbahaya daripada memperbesar otot bisep Anda.

KERJA, BEKERJA ATAU DIKERJAIN?

Apakah terlalu semangat dalam memaksakan diri bekerja lembur itu justru produktif dalam bekerja? Bisakah skill terlatih seseorang mampu bersaing dengan orang lain yang berbakat alami? Jawabannya itu semua tergantung pada anda sendiri.

Bekerja keras (atau lembur) di satu sisi bukanlah penggunaan waktu dan energi yang efisien. Faktanya, ini adalah kebalikan dari produktivitas. Tahukah anda? Berapa banyak orang yang justru mati terkena serangan jantung setelah memaksakan diri dalam berolahraga? Apa bedanya dengan orang yang terus lembur bekerja? 

Menurut Jammer, istilah kerja atau Work diperkenalkan pada tahun 1826 oleh matematikawan Prancis Gaspard-Gustave Coriolis sebagai “beban yang diangkat melalui ketinggian”, yang didasarkan pada penggunaan mesin uap awal untuk mengangkat ember air keluar dari tambang bijih yang banjir. Rene Dugas, insinyur dan sejarawan Prancis, kepada Solomon of Caux “Istilah Work dalam arti yang digunakan dalam mekanika sekarang adalah beban energi atau pengorbanan”.

Kalau kita melihat bekerja sebagai definisi yang mirip dengan work, maka dalam ilmu fisika, kerja atau work merupakan definisi dari besaran energi yang ditransfer ke atau dari suatu benda melalui penerapan gaya sepanjang suatu perpindahan.

Dalam bentuk paling sederhana, sering direpresentasikan sebagai hasil kali gaya dan perpindahan. Suatu gaya dikatakan melakukan usaha positif jika (bila diterapkan) memiliki komponen searah perpindahan titik penerapan Gaya melakukan kerja negatif jika memiliki komponen yang berlawanan dengan arah perpindahan pada titik penerapan gaya.

Misalnya, ketika bola dipegang di atas tanah dan kemudian dijatuhkan, usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi pada bola saat jatuh sama dengan berat bola (gaya) dikalikan dengan jarak ke tanah (perpindahan )). Jika gaya F konstan dan sudut antara gaya dan perpindahan s adalah θ, maka usaha yang dilakukan adalah:

W =Fs cos θ

Kerja atau Work (W) adalah besaran skalar, [Besaran skalar adalah besaran yang dapat dijelaskan oleh satu elemen bidang bilangan, seperti bilangan real, sering kali disertai dengan satuan ukuran, seperti dalam “10 cm”.] jadi ia hanya memiliki besaran dan tidak ada arah. Kerja mentransfer energi dari satu tempat ke tempat lain, atau satu bentuk ke bentuk lain. Satuan SI untuk kerja adalah joule (J), satuan yang sama seperti untuk energi.

Maka dari rumus Fisika tersebut juga disimpulkan bahwa beban energi yang sudah dikeluarkan mestilah selaras dengan nilai manfaat dari usaha memindahkan bola tersebut. Jadi sejauh apapun dan kearah manapun benda digeser maka besaran energi yang dikonsumsi akan segaris lurus.

Jika dalam dunia ekonomi, bekerja diartikan sebagai pengorbanan maka hasilnya haruslah memiliki imbal balik yang berbanding setaraf. Namun tentu karena budaya dunia kerja Indonesia yang serba menutup-nutupi besaran gaji dan menganggap besaran gaji merupakan privasi, seringkali banyak pekerja tidak mengetahui besaran nilai gaji pasaran dari tenaga yang sudah dikerjakannya. Belum lagi tren Economies of scale atau neraca ekonomi yang membandingkan upah tenaga kerja disuatu daerah dan daerah lain yang membuat dinamika penggajian dan besaran beban hidup menjadi beragam.

BEKERJA KERAS VS BEKERJA CERDAS

Kita perlu menyadari bahwa sebagai bagian dari komponen ekonomi, masa kerja dari tenaga manusia tidak ada bedanya dengan penghitungan nilai ekonomis dari mesin dan perlengkapan usaha lainnya. Pasti ada masanya mesin dan perkakas kerja itu untuk di-null-kan atau melampaui masa penyusutannya. Nah, jika kita samakan diri kita dengan mesin yang digunakan setiap hari, setelah kita sudah melampaui masa afkir itu apa yang nanti akan tersisia? Apakah kita masih bisa mencari uang dan bekerja seperti dulu lagi?

Ada banyak alasan bisa dikarang untuk memotivasi diri, namun menjadi tua dan nantinya pensiun Inilah sebabnya mengapa Anda tidak harus memaksakan diri bekerja lembur untuk mencapai impian Anda: Bekerja terlalu keras membuat Anda lupa apa yang sedang Anda upayakan. Belum lagi faktor safety yang sering dihiraukan jika badan dalam kondisi yang capek dan lelah bekerja lembur. Ada banyak kasus kecelakaan kerja maupun kecelakaan kendaraan yang terjadi justru karena kelelahan. 

Jika dibandingkan seorang karyawan yang menjadi pekerja dengan seorang wirausaha, memang memilki porsi tanggungjawab yang berbeda. Tapi bukankah setiap orang sama-sama memiliki waktu 24 jam dalam sehari? Nyatanya, Hidup kita ini bukan hanya untuk mencari uang! 

Menjadi produktif mengharuskan Anda untuk secara cermat memahami tugas dan menyusun strategi bagaimana menyelesaikan pekerjaan itu sesuai waktu. Misalnya, persentase aturan kerja 80/20 bahwa 80% waktu Anda untuk mencari nafkah dan 20% untuk keluarga dan kegiatan sosial. Jadi, Anda ingin menggunakan waktu Anda dengan bijak untuk mencapai tujuan Anda, bukan hanya bekerja tanpa henti untuk terlihat atau merasa sibuk. Secara pribadi, saya tidak bisa mencapai apa pun yang saya miliki dalam hidup saya tanpa strategi ini.

Ada pula banyak orang yang bekerja lembur tanpa gaji maupun honor tambahan, ataupun biasa juga dikenal dengan istilah “Loyolitas” (Bukan Loyalitas!). Kenyataan pahit yang jarang kita sadari adalah “Waktu hidup anda didunia ini terbatas”, dan perusahaan manapun pasti bisa merekrut orang lain maupun mesin automation yang siap menjadi pengganti anda, walaupun orang atau robot tersebut keahlian kerjanya belum tentu bisa menyamai anda. Namun yakin dan percayalah, anda butuh mengembangkan keahlian anda dengan mencari teman baru diluar perusahaan anda yang bisa dipercaya dalam bekerjasama dengan anda untuk meraih hasil kerja yang lebih baik.

BEKERJA UNTUK SIAPA?

Tidak semua perusahaan dan majikan pemberi kerja menawarkan upah tambahan untuk pekerjanya. Terkadang istilah ‘loyalitas’ digunakan untuk mengelabui pekerja agar mengorbankan lebih banyak energi tanpa tambahan nutrisi dan motivasi. Hal ini tentu membuat pekerja menjadi ‘loyo’ untuk bekerja di kemudian harinya.

Tentu daripada berdebat tak berujung dengan HRD dan berharap Boss anda mengerti, Anda sendiri perlu menata ulang fokus anda dalam bekerja. Anda perlu merumuskan dan memiliki tujuan nyata dalam benak, Anda dapat mulai bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapainya. Tetapi Anda harus mencurahkan waktu Anda untuk membuat kemajuan nyata dengan:

  • Mendefinisikan tujuan kerja dengan jelas

  • Menyusun peta jalan untuk mencapainya

  • Mencari teman yang mampu bekerjasama dengan anda tanpa tipu-daya
  • Berfokus pada bekerja lebih cerdas dan lebih keras

Anda harus memahami keahlian dan batasan kemampuan anda sendiri. Anda juga masih harus membagi dan memasukkan waktu dan tenaga, tetapi Anda melakukannya dengan cara hitungan rasio persentase waktu 80/20 yang disengaja. Pembagian waktu ini merupakan cara strategis perencanaan. Besaran pembagian waktu kerja ini hanya andalah yang bisa mengaturnya. 

Bagi kami di Metalextra.com, kami terjun ke dunia industri presisi hingga industri maritim dan pemasaran digital, maupun aplikasi  industri inspeksi dengan tujuan yang jelas, yaitu tentu agar mendapatkan penghasilan yang sebanding dengan modal pengorbanan kami. Pendiri kami memang mantan karyawan dari beragam industri manufaktur beragam tingkat presisi yang memahami disiplin ilmu yang  luas. Para pendiri kami sudah mencicipi beragam posisi baik sebagai operator mesin presisi, tenaga QC dan teknisi R&D hingga manajer proyek yang bernilai tinggi.

Di Metalextra, kami meneliti dan merefleksikan lebih dulu agar bisa merencanakan target pertumbuhan perusahaan kami. Dorongan dan tekad kami sendiri secara individu malah tidak akan membuat kami lebih dekat dengan tujuan pekerjaan kami. Kami beranggapan bahwa membantu partner kami bekerja dengan cerdas lebih keras lagi, justru menjadi perwujudan kesuksesan perusahaan yang kami dirikan. Dengan kata lain, kesuksesan pelanggan dan kepercayaan yang terukur dengan repeat order dari partner kami merupakan kesuksesan kami juga. Inquiry oder dan kolaborasi dengan prinsipal kami juga merupakan kesuksesan para mitra prinsipal kami pula. Lantas, anda sendiri bagaimana?

BEKERJA KERAS VS KERJA LEMBUR

Bekerja lembur demi uang tambahan maupun alasan lain, bukanlah cara bekerja yang baik dalam penggunaan waktu Anda secara efektif. Karena jika kepala Anda merunduk dan terlalu fokus melihat rutinitas sehari-hari, Anda akan kehilangan banyak peluang. Anda perlu juga untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat maupun pihak yang berada diluar lingkaran sosial anda sebelumnya agar anda mampu melihat ke atas maupun kesekeliling anda sesekali. Semua usaha dan upaya tentu berawal dari visi dan misi dari orang yang memiliki kemiripan tujuan dan kesamaan pola pikir.

Kerja lembur tidak memacu pembelajaran dan pertumbuhan. Banyak pemimpin yang meminta kita untuk bekerja terus, bekerja keras, dan tidak pernah menyerah. Tetapi mentalitas ini menciptakan “manusia gua” – orang-orang pekerja yang tanpa berpikir mencangkul berulang kali disembarang tempat, mencoba mencari peruntungan untuk menggali bongkahan emas dan permata.

Meskipun penting untuk menumbuhkan etika kerja yang baik, kerja keras tidak ada gunanya tanpa pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Anda. Anda harus mengambil langkah mundur untuk berpikir kritis dan mereview tentang cara terbaik untuk mendapatkan emas. 

Lagi pula, berulang kali melakukan tugas yang sama dengan cara monoton, apakah itu menulis atau memukul palu, menggerinda material atau membuat run-out milling berkali-kali dengan tooling yang sama, kemungkinan tidak akan membuat Anda bekerja lebih baik. Bagusnya terbuka saja dan mencari teman baru dengan mengirimkan email inquiry lebih lanjut. Mintalah pertolongan orang lain, pelajari apakah orang tersebut bisa menjadi rekan kerja yang bertanggungjawab dan terpercaya.

Untuk meningkatkan, membingkai ulang cara untuk bekerja dengan lebih cerdas, Anda harus terus mencari tahu dulu. Bekerja keraslah untuk mempelajari keahlian Anda, dan temukan mentor dan partner baru di industri Anda. Mendidik diri sendiri seperti ini membantu Anda menjadi lebih cerdas bekerja dan membuat boss di perusahaan tempat anda bekerja lebih mudah untuk memahami kondisi anda. Jadi, jika sesuatu tidak berfungsi, Anda akan memiliki kesadaran untuk mengidentifikasinya, menganalisis apa yang harus dilakukan secara berbeda, dan menyadari kesenjangan informasi apa yang perlu Anda isi dalam laporan kerja anda ke boss.

Toyota Hino dan Isuzu saja mampu berkolaborasi untuk membuat mesin Hydrogen Fuell Cell untuk penggunaan kendaraan truk dan logistik moderen.

BEKERJA CERDAS DENGAN KERAS

Tapi jangan lupa: tidak selalu ada satu cara “absolut” untuk mencapai kesuksesan. Mengambil pendekatan literal untuk bekerja dapat membuat Anda kehilangan ide-ide dan emosi yang berharga. Waktu terus berjalan dan sering tanpa kita sadari perkembagan teknologi membuat pesaing bisnis baru muncul dengan harga lebih murah dan siap menyingkirkan perusahaan tempat kita bekerja dengan produknya yang lebih hebat.

Memang bekerja lembur membutuhkan pandangan logis, hitam-putih dari dunia – Anda bekerja keras, atau tidak. Ketika Anda terus bekerja seperti kuli dan tenaga kerja paksa tanpa berpikiran menjauh, Anda tidak memiliki ketajaman mental untuk memperhatikan bagaimana perasaan Anda sebenarnya. Kurangnya kesadaran ini dapat membuat Anda kehilangan wawasan tentang apa yang Anda buat atau bagaimana mencapai tujuan Anda dengan lebih baik.

Etika kerja yang cerdas, di sisi lain, bisa kurang literal dan lebih didasarkan pada perasaan setiap individu atau biasanya dikenal jugan dengan istilah tingkat kecerdasan emosional atau Emotional Quotient. EQ (Emotional Quotient) adalah istilah yang digunakan dalam psikometrik untuk mengidentifikasi Kecerdasan Emosional (EI) Kecerdasan Emosional atau EI disebut sebagai kemampuan untuk mengenali, mengevaluasi, dan mengatur emosi Anda sendiri, emosi orang-orang di sekitar Anda dan kelompok orang. Dan hanya seperti IQ, EQ diukur dengan EQ Test.

Emosi itu penting dan terlalu sering diabaikan dalam bisnis, bahkan di perusahaan bergaji besar yang menghadapi pelanggan bisnis ke bisnis dengan nilai omset miliaran. Jadi saya selalu memberi tahu orang-orang untuk memandang emosi seperti titik data karena memungkinkan mereka bekerja lebih cerdas dan meningkatkan EQ mereka.

Cara untuk menghindari kerja lembur tanpa tujuan adalah mengejar target tujuan yang jelas dan menggunakan fasilitas alat kerja yang efisien. Anda dapat melakukan ini dengan mengembangkan pola pikir kegigihan strategis – sabar dan berpikiran terbuka: apa yang perlu Anda pelajari?, bagaimana Anda bisa mengumpulkan informasi terkini?, dan langkah-langkah apa yang perlu Anda ambil untuk mencapai tujuan Anda?.

KESIMPULAN KAMI

Tidak masalah jenis industri Anda, mau dari industri aerospace dan otomotif yang bergaji besar, maupun bekerja di galangan kapal yang mengejar proyek, prinsip bekerja cerdas tidak bisa anda raih sampai kapanpun dengan melakukan hal yang sama terus menerus.

Namun jika Anda merasa sulit untuk mencari alat kerja industri yang lebih efektif, jangan ragu untuk hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email : moc.artxelatemobfsctd@selas Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber: Tim Kreatif Metalextra.com, Tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Jammer, Max (1957). Concepts of Force. Dover Publications, Inc. p. 167; footnote 14. ISBN 0-486-40689-X.

Coriolis, Gustave (1829). Du Calcul de l’effet des Machines, ou Considérations sur l’emploi des Moteurs et sur Leur Evaluation (Calculation of the Effect of Machines, or Considerations on the Use of Engines and their Evaluation). Paris: Carilian-Goeury, Libraire.

Leave a Reply