Entrepreneurship, Motivasi
9 tips merawat kesehatan mental bagi pengusaha
Memulai bisnis baru dan membangunnya menjadi usaha yang bisa menjadi sandaran hidup memang membutuhkan dedikasi dan pengorbanan. Menurut penelitian Administrasi Bisnis Kecil di Amerika Serikat, hanya 51 persen dari bisnis baru masih dalam bisnis pada peringatan tahun kelima mereka. Ini tidak menghentikan orang Amerika ingin memulai bisnis mereka sendiri. Menurut jajak pendapat Gallup tahun 2005, 61 persen dari semua pekerja Amerika lebih suka memulai bisnis mereka sendiri daripada bekerja untuk orang lain. Jelas, ganjaran menjadi bos Anda sendiri harus sebanding dengan risikonya. Namun bagaimana dengan usahawan Indonesia?
Berikut ini kami merangkumkan beberapa ide mudah untuk membantu Anda merawat kesehatan mental Anda sebagai seorang wira usaha dengan lebih baik.
1. Berani untuk memutuskan waktu untuk beristirahat sejenak.
Pikirkan tentang berapa kali Anda mengatakan bahwa Anda sibuk. Pernahkah Anda berhenti untuk memikirkan seberapa sibuknya Anda? Atau, apakah Anda hanya memberi diri Anda terlalu banyak pekerjaan? Coba pendelegasian dengan membeli waktu orang lain. Tidak semua harus ada di pundak Anda dan jika memang memiliki dana, kenapa tidak mencoba untuk merekrut karyawan yang lebih terampil dibidang yang sebelumnya anda pegang tersebut? atau kenapa tidak mencari rekanan untuk outsourcing saja pekerjaan tersebut?. Anda harus berani membeli ‘waktu’ dan keahlian orang lain.
2. Menjadwalkan waktu istirahat untuk meningkatkan kesehatan mental.
Waktu istirahat, seperti halnya tidur, adalah sesuatu yang dibutuhkan tubuh Anda, terutama pikiran Anda. Ini tidak hanya menguntungkan Anda dengan membiarkan Anda menjalani kehidupan yang lebih seimbang, tetapi sebenarnya juga merupakan ide bagus. Beristirahatlah lebih sering di siang hari. Beri diri Anda setengah dari satu hari libur. Sebentar lagi Anda mungkin akan lebih beristirahat, produktif, dan sukses.
3. Renungkan dan kembangkan aktivitas fisik.
Beberapa orang menyebut menjalankan meditasi maupun berolahraga secara umum bukan hanya sesuatu yang meningkatkan penampilan atau kesehatan fisik. Kegiatan ini membuat tubuh Anda dalam kondisi yang lebih baik, sementara juga membantu dengan hal-hal seperti tidur dan suasana hati.
Penelitian Harvard juga telah menunjukkan bahwa meditasi yang penuh perhatian mengubah otak orang yang mengalami depresi. Pertimbangkan untuk mencoba retret meditasi maupun aktivitas travelling yang terencana. Namun, meditasi maupun travelling yang penuh perhatian memang bukan untuk semua orang. Pertimbangkan yoga, yang memiliki manfaat tambahan untuk membuat tubuh Anda bergerak, serta meningkatkan keseimbangan, kelenturan, dan tonus otot Anda.
4. Hobi dan selingan merupakan cara Anda untuk mengatur kesehatan mental yang lebih baik.
Kegiatan hobi dan aktivitas “Pembuangan beban otak” merupakan teknik luar biasa untuk menenangkan pikiran dari tekanan target yang anda tentukan sendiri. Anda bisa memberikan kesempatan pada otak Anda untuk melepaskan diri dari membatasi pikiran yang membuat khawatir, tertekan, atau merasa bersalah. Wirausahan sejati memang dituntut untuk menjadi jiwa yang perfeksionis, namun hobi maupun kegiatan baru tesebut justru membuat anda untuk bertoleransi pada keahlian yang terbatas yang ada pada diri anda sendiri.
Ini adalah ide yang sangat sederhana untuk dimasukkan dalam rutinitas harian Anda. Kegiatan dan hobi juga bisa dimanfaatkan dengan aktivitas lainnya yang justru bisa mengembangkan wawasan anda. Misal: belajar alat musik, aktivitas outdoor yang bukan elektronik seperti menggambar atau melukis pemandangan dan menulis. Tuliskan semua yang terlintas dalam pikiran.
Kekhawatiran, to-do list, dan mencari ide solusi usaha memang menekan diri anda saat ini, namun beranilah untuk melepaskan semua itu!. Tujuannya adalah membebaskan otak Anda dari semua kekacauan mental yang konstan. Anda dapat menambahkan tugas-tugas ini ke daftar tugas Anda nanti, tetapi mudah-mudahan pada saat Anda memiliki pikiran yang jernih untuk berkonsentrasi.
5. Jadikan belajar sebagai hobi.
Sebagai seorang wirausahawan, Anda mungkin tahu bahwa belajar adalah bagian integral dari pertumbuhan karakter manusia. Anda harus berani untuk terus berinvestasi pada diri anda sendiri dengan cara membayar dan mengikuti kursus maupun kelas pelatihan. Kegiatan di kampus maupun gedung dilain daerah juga bisa dianggap bagian dari travelling berkualitas. Itu tidak berarti harus menjadi tugas pribadi anda sebagai usahawan, namun anda harus mampu dan rela untuk mengambil kesempatan untuk terus belajar. Jadikan belajar menjadi intuitif dengan mendengarkannya di dalam kelas setiap minggunya atau mengerjakan buku hafalan sambil melakukan tugas santai lainnya. Caranya tidak sulit, cari kelas maupun seminar tutorial apa yang ditawarkan di lembga kursus lokal. Hal ini juga bisa membantu memperluas jaringan pertemanan Anda sambil belajar hal yang baru dan menarik tersebut.
6. Jadwalkan penuaan umur dan hidup Anda.
Pertimbangkan dengan baik jadwal kerja anda dengan merencanakan hari Anda dalam blok per jam dan mencatat tugas-tugas prioritas tinggi terlebih dahulu. Kehidupan yang teratur adalah kehidupan yang tidak terlalu menegangkan. Ada kalanya justru keluarga terdekat justru menambah tekanan stress, karena anda bertemu dengan mereka hampir setiap hari dan membuat nilai rapor anak yang jelek maupun situasi mereka di sekolah seperti kegagalan dan prestasi anda sendiri. Anda harus bisa membatasi waktu keluarga dan waktu dengan usaha. Karena mengembangkan usaha memilki kesamaan dengan membangun keluarga dan membesarkan anak sendiri. Kedua hal tersebut memiliki prioritas yang berbeda namun mengkonsumsi waktu anda.
Jika Anda tahu Anda punya waktu untuk melakukan semua yang perlu Anda lakukan, anda bisa hidup dengan jauh lebih baik. Karena tujuan anda berwirausaha itu bukan hanya untuk aktualisasi diri namun juga untuk bersenang-senang dan mendapatkan uang yang bisa dinikmati bersama keluarga yang selalu mendukung anda.
7. Dekompresi dan menghilangkan stres setiap hari.
Pilih hobi yang menurut Anda menenangkan dan cobalah untuk memasukkannya ke dalam rutinitas akhir hari Anda. Warnai beberapa buku seperti anak kecil, atau belajar merenda. Apa pun berlaku selama itu membantu Anda meninggalkan pekerjaan di luar pikiran Anda.
8. Mencari bantuan jika diperlukan.
Tidak ada rasa malu untuk mengakui bahwa Anda merasa tidak enak.
Kegiatan aktivitas keagamaan dan aktivitas sosial lainnya juga merupakan usaha anda untuk menjadi bagian dari kelompok lain. Perjuangan kesehatan mental dapat menjadi kerugian besar bagi bisnis Anda – dan kesejahteraan secara keseluruhan. Namun, jika Anda menemukan bahwa modifikasi sederhana dalam bentuk refreshing dan kegiatan sosial-keagamaan tidak berhasil, pertimbangkan untuk mencari bantuan kounseling profesional. Tidak perlu malu untuk mendapatkan bantuan yang Anda butuhkan.
9. Tahu kapan untuk mengakhiri usaha.
Mungkin point ini sepertinya sangat unik dan bertentangan dengan beragam teori bisnis lainnya. Namun, setiap hal yang ada didunia ini memiliki umur, begitu juga dengan usaha anda. Tidak perlu terikat dan merasa tinggi hati bahwa anda dan keturunan maupun keluarga anda akan mewarisi usaha tersebut nantinya, karena justru tantangan dan peluang serta minat dan bakat setiap generasi bisa saja terus berubah dan berganti. Anda harus berani menentukan waktu kapan umur yang tepat untuk pensiun.
Anda perlu mengingat kembali bahwa peluang untuk memulai usaha anda lakukan karena anda melihat kesempatan dan kemampuan anda sendiri, begitupula dengan peluang untuk mengakhiri usaha. Seiring usia anda yang mungkin sudah tidak sanggup lagi bekerja 12 jam sehari, ataupun anda merasa keluarga anda tidak ada yang berminat untuk melanjutkan usaha, ada baiknya bagi anda untuk menjual usaha anda tersebut. Anda bisa menjualnya dengan cara melisting di bursa saham, menjual aset usaha, menawarkan opsi kepemilikan pada karyawan yang berkualitas maupun melego ke usahawan lain. Terserah anda, tetapi memang perlu ada rasa anti-malu untuk mengakui bahwa Anda merasa tidak enak dan tidak mampu untuk melanjutkan usaha tersebut ke tangan orang lain.
Sumber: Pengalaman tim kreatif Metalextra