PT Anugrah Tambang Smelter (ATS) sertifikasi Renewable Energy Certificate (REC) dari PT. PLN

Meningkatnya kesadaran pelaku usaha untuk menyesuaikan diri dengan tren global dalam penggunaan energi hijau, telah mendorong pertumbuhan minat terhadap sertifikasi Energi Baru Terbarukan (EBT) PLN. 

Kali ini giliran PT Anugrah Tambang Smelter (ATS) turut menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dan Perjanjian Jual Beli Renewable Energy Certificate (PJBREC) Daya 170 MVA, PT ATS kini resmi beralih menggunakan energi hijau. 

Sertifikasi Renewable Energy Certificate (REC) merupakan layanan PLN berupa pengakuan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). REC ini merupakan bukti kepemilikan sertifikat standar internasional atas produksi tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi terbarukan. 

Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua & Nusa Tenggara (Sulmapana) PLN Syamsul Huda menyebutkan bahwa daya sebesar 170 MVA ini adalah angka yang besar di Palu. Dalam sub-sistem Palu, beban puncaknya saat ini adalah 150 MW. Dengan masuknya 146 MW untuk PT ATS, maka beban puncak kelistrikan di Palu pun bertambah dua kali lipat.

“Kami apresiasi karena ATS sepenuhnya menggunakan REC. Kehadiran PT ATS di Kawasan Ekonomi Khusus Palu ini akan berdampak luar biasa terhadap perekonomian Palu dan sekitarnya,” ujarnya. 

Huda menyebut dukungan PLN dengan daya 170 MVA ini akan menarik 1.500 tenaga kerja yang bekerja di perusahaan smelter Nickel Pig Iron tersebut. Kebutuhan daya ini juga dinilai akan meningkat seiring dengan rencana ATS yang menggandakan produksinya pada 2023 nanti 

PLN pun berkomitmen untuk dapat memasok listrik tepat waktu sesuai jadwal yang disepakati pada 2023, karena ketepatan waktu pembangunan adalah kunci sukses industri smelter. 

“Proses pekerjaan konstruksi dalam rangka pemenuhan penyaluran Tenaga Listrik ke PT Anugrah Tambang Smelter akan berlangsung lebih kurang 20 bulan sejak penandatanganan PJBTL dan PJBREC ini,” kata Huda. 

Dukungan PLN pada kebutuhan daya smelter di Indonesia, tak lepas dari komitmen PLN untuk terus mendukung pengembangan industri baterai kendaraan listrik di tanah air dari hulu ke hilir. Sejauh ini, puluhan smelter yang bermitra dengan PLN diperkirakan akan membutuhkan daya sebesar 6.761 MVA. Di hilir, PLN juga turut mendukung kebutuhan suplai listrik pabrik baterai mobil listrik. 

Secara terintegrasi, perkembangan industri baterai akan menumbuhkan ekosistem kendaraan listrik tanah air yang pada akhirnya selaras dengan program Electrifying Lifestyle PLN. PLN juga telah menyiapkan stasiun isi daya oleh mobil listrik di seluruh Indonesia. 

Direktur Utama PT ATS Edy Santy pun menyampaikan itikad perusahaannya mendukung visi Indonesia menjadi negara produsen baterai yang berkiblat pada energi ramah lingkungan. Pabrik yang menggelontorkan total investasi sebesar USD 600 juta ini rencananya dibangun dalam dua tahap. 

“Bersama dengan PLN, pabrik kami yang pertama 4×36 MW, dan tahap kedua dengan penambahan yang sama. Seluruhnya menggunakan energi terbarukan melalui produk yang menjadi unggulan PLN saat ini yaitu REC,” imbuh Edy. 

Dengan terwujudnya investasi PT ATS di Sulawesi tengah, khususnya di KEK Palu, Edy optimis dapat berkontribusi dan memberikan efek positif bagi perekonomian dan masyarakat di sekitar Palu. Selain serapan tenaga kerja, beroperasinya smelter ini akan berdampak kepada pendapatan negara maupun pemerintah daerah, serta mendorong munculnya pusat perekonomian baru. 

TENTANG PT ANUGRAH TAMBANG SEJAHTERA (PT ATS)

Pada tanggal 18 Desember 2019 ini PT Anugrah Tambang Sejahtera (PT ATS) akan melakukan peresmian smelter di Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowalli, Sulawesi Tengah yang dinamakan “The Anugrah Smelter”. PT ATS diakuisisi oleh Silkroad Nickel Ltd yang sahamnya sudah IPO di Singapura. PT ATS melalui anak perusahaannya, PT Teknik Alum Service yang terletak di Sulawesi Tengah, Indonesia, diberikan izin operasi dan produksi pertambangan di area konsesi izin IUP seluas 1,301 hektar. 

PT ASI juga akan memberikan kepada PT Anugrah Tambang Smelter peralatan, mesin, dan pengetahuan teknis yang diperlukan untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas peleburan, dan biaya peralatan dan mesin tersebut akan ditentukan bersama oleh pembeli setelah penilaian independen pihak ketiga atas peralatan dan mesin.

Grup pertambangan nikel Indonesia Silkroad Nickel mengumumkan bahwa anak perusahaannya PT Teknik Alum Service (PT TAS), dan PT Artabumi Sentra Industri (PT ASI) telah menandatangani perjanjian yang tidak mengikat dengan PT Anugrah Tambang Smelter untuk seluruh kepentingan ekuitasnya.

Melalui akuisisi tersebut, Perseroan bertujuan untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas smelter untuk produksi nikel pig iron di lokasi tambang grup di Sulawesi, Indonesia. PT Anugrah Tambang Smelter, sebuah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, memiliki izin prinsip dan izin lokasi yang sah untuk pembangunan pabrik smelter di Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi, Indonesia.

PT Anugrah Tambang Smelter memiliki modal saham yang ditempatkan sebesar 12,5 miliar rupiah (S$1,2 juta) dan 99 persen dimiliki oleh PT Bina Mitra Serasi (PT BMS) dan 1 persen dimiliki oleh Hong Kah Ing, direktur eksekutif dan CEO Silkroad Nickel .

Sesuai kesepakatan, PT Teknik Alum Service dan PT Artabumi Sentra Industri akan mengakuisisi masing-masing 30% dan 70% PT Anugrah Tambang Smelter. PT TAS akan memiliki opsi untuk membeli 21 persen kepemilikan saham di target dari PT Artabumi Sentra Industri setelah memenuhi persyaratan tertentu.

PT Teknik Alum Service akan memberi PT Anugrah Tambang Smelter pinjaman pemegang saham sebesar US$1 juta untuk keperluan modal kerja, dan akan bertanggung jawab atas pengelolaan izin lahan, operasi dan lingkungan; menyediakan akses dermaganya; dan sosialisasi masyarakat.

Smelter PT Anugrah Tambang Sejahtera merupakan salah satu smelter di Indonesia yang pemiliknya mayoritas adalah warga negara Indonesia asli. PT Anugrah Tambang Sejahtera memiliki 4 buah tungku dengan rencana total investasi 12 buah tungku dengan teknologi blast furnace atau tanur tiup/tanur tegak, yaitu teknologi dimana nikel ore atau Nickel Pig Iron direduksi secara kimia dan dikonversi secara fisik menjadi nikel yang siap dipakai. Kapasitas input Nickel ore dengan tingkat 1.65% adalah sebanyak total 1,440,000 ton per tahun untuk 12 tungku. Asumsi dasar output untuk tiap tungku adalah akan menghasilkan NPI sebanyak 8-10% yaitu 12,000 ton per tahun, yang artinya jika 12 tungku sudah beroperasi, maka nikel yang dihasilkan adalah 144,000 ton per tahun. Memiliki area luas industry yang sudah dimiliki dan digunakan, ditambah dengan rencana pengembangan menjadi luas total 80ha, pembangkit listrik milik PT Anugrah Tambang Sejahtera sudah ada sebanyak 3 unit sebesar masing-masing 7.5MW untuk membantu berlangsungnya proses blast furnace.

KESIMPULAN

Di Metalextra.com kami yakin dengan peningkatan berkelanjutan dari teknologi produksi yang baik jika dikombinasikan dengan pengujian dan pengembangan, memungkinkan kami untuk menawarkan produk-produk berkualitas tinggi yang membantu perusahaan-perusahaan manufaktur di berbagai industri dan tentunya demi meningkatkan produktivitas anda. Kami juga menawarkan solusi perangkat alat ukur presisi berkualitas tinggi asal Swiss, Jerman, Taiwan, Jepang.

Jika Anda berminat untuk membeli alat kerja presisi ataupun beragam alat aksesoris machining dan cutting tool dimensi metric lainnya silahkan hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email: sales@metalextra.com

Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:  Siaran Pers Kementerian BUMN SEPTEMBER 2021

Tim Kreatif Metalextra.com, Kesimpulan di tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada28 November 2019 @ 4:29 PM

Tinggalkan Balasan