Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada PT Solar Panel Indonesia yang merealisasikan komitmennya dalam upaya memproduksi kendaraan bermotor ramah lingkungan, dengan menciptakan Gerobak Listrik (Gelis). Pemerintah fokus mendorong realisasi penanaman modal sektor industri di tanah air, baik itu datangnya dari investor asing maupun lokal. Langkah strategis ini bertujuan untuk semakin memperdalam struktur manufaktur di dalam negeri sehingga dapat memperkuat rantai pasok dan daya saing.
Hal ini merupakan salah satu geliat dari pelaku industri di tanah air, meskipun masih menghadapi tekanan berat akibat pandemi Covid-19.
“Produksi Gelis ini menunjukkan wujud nyata partisipasi pengembangan kendaraan listrik oleh pelaku usaha,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan) Kemenperin, Putu Juli Ardika pada acara Soft Opening Pabrik Gelis di Jakarta, Senin (8/6).
Menurut Direktur Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, pengembangan Gelis sesuai amanat Peraturan Presiden 55 tahun 2019 ini memberikan pilihan lebih luas kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kendaraan untuk mendukung kegiatan yang produktif dengan lebih efisien dan ramah lingkungan. “Selain itu dapat mendukung pengembangan industri kendaraan roda tiga serta industri komponen dan kegiatan usaha yang terkait,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Putu membagikan pengalaman sukses dalam pengembangan bisnis model Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) yang menjadi aplikasi ambulance feeder. Hal ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran atau contoh bagi PT Solar Panel Indonesia.
“Kami melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait menggunakan pendekatan Mini Monitoring Evaluation Learning adoption (Mini Mela) sehingga berhasil dalam mengembangkan unit dan operator AMMDes Ambulance Feeder sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di daerah setempat, sekaligus kami mengembangkan subsistem rujukannya dan menyiapkan kader dan tenaga medisnya,” paparnya.
Untuk itu, Kemenperin siap menfasilitasi kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan bisnis model dan pengembangan ekosistem pemanfaatan Gelis dalam mendukung kegiatan usaha masyarakat yang produktif dan kreatif.
“Kami pun berharap PT Solar Panel Indonesia dapat terus berperan aktif dalam peningkatan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sehingga akan memberikan sumbangsih pada peningkatan daya saing industri otomotif di Indonesia ke level selanjutnya,” imbuhnya.
Putu menambahkan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan marketplace (e-commerce), mulai industri modifikator kendaraan, komponen, spare parts after sales sampai jasa reparasi dan komponen kapal. “Kami sarankan dalam penjualan bisa bekerjasama dengan perusahaan marketplace online karena perusahaan tersebut juga menyediakan jasa leasing, serta tidak lupa kami anjurkan untuk menyiapkan Gelis masuk e-Katalog,” tegasnya.
Ia menyakini, kehadiran Gelis dapat berperan dalam menggerakkan roda perekonomian nasional di tengah dampak pandemi Covid-19, karena dapat menciptakan peluang bagi pelaku industri kecil menengah (IKM).
Chief Marketing Officer PT Solar Panel Indonesia, Ary Tjahyono menyatakan, PT Solar Panel Indonesia telah menyiapkan perangkat-perangkat pendukung untuk efektivitas penggunaan Gelis. Salah satunya adalah jaringan pemasaran dan layanan purnajual.
“Kami telah bekerjasama dengan perusahaan aplikasi berbasis online yang telah familiar di tengah masyarakat untuk menunjang efektivitas Gelis. Lewat aplikasi ini konsumen dan calon konsumen bisa mengetahui segala hal tentang Gelis melalui telepon selular,” ungkap Ary.
Pada tahap awal, PT Solar Panel Indonesia mampu memproduksi 10 unit per hari di pabrik di kawasan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Kapasitas produksi ini akan terus dikembangkan seiring bertumbuhnya jumlah permintaan pasar. Beberapa komponen pembuatan Gelis yang telah diproduksi di dalam negeri, seperti baterai, sasis, bodi, serta beberapa perangkat kendali.
KESIMPULAN
Pemerintah Republik Indonesia terus berupaya mencari jalan keluar untuk mendorong para pelaku industri di tanah air agar kembali bergairah setelah mendapat tekanan berat dari dampak pandemi Wuhan coronavirus Covid-19. Kebijakan strategis tersebut, perlu diramu bersama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait sehingga tepat sasaran.
Ada dua masalah utama yang dihadapi sektor manufaktur akibat pandemi Wuhan coronavirus Covid-19 adalah kendala cash flow serta kebutuhan akan modal kerja. Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, salah satu solusi untuk kendala alur kas (cash flow) adalah memberikan fasilitasi restrukturisasi kredit.
Di Metalextra, rencana kerja kami terlaksana karena kami mendengarkan, mengulas, dan menganalisis tantangan dari pelanggan kami. Silahkan hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email: moc.artxelatem Semoga bermanfaat. Wassalam! @selas
Sumber: Siaran Pers Kementrian Perindustrian Juni 2020
Tim Kreatif Metalextra.com, Kesimpulan di tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.