Surface Profile Measurement itu apa fungsinya?

Permukaan akhir, juga dikenal sebagai Surface profile merupakan disiplin ilmu NDT yang menguji dan mengukur tingkat kerataan tekstur profil permukaan atau topografi permukaan dari benda kerja. Sifat permukaan finishing sendiri didefinisikan oleh tiga karakteristik lay, kekasaran permukaan, dan kerutan. Ini terdiri dari kecil, penyimpangan lokal permukaan dari ideal datar sempurna (pesawat sejati).

Setiap proses pembuatan (seperti banyak jenis permesinan) menghasilkan tekstur permukaan. Proses ini biasanya dioptimalkan untuk memastikan bahwa tekstur yang dihasilkan dapat digunakan. Jika perlu, proses tambahan akan ditambahkan untuk mengubah tekstur awal. Proses yang terakhir dapat berupa penggilingan (pemotongan abrasif), pemolesan, pemukulan, peledakan abrasif, mengasah, pemesinan electrical discharge machining (EDM), penggilingan, litografi, proses pengukiran grafir kimia dengan etching industri / bahan kimia, pengerjaan tekstur laser, atau proses lainnya.

Penguji kekasaran dapat dioperasikan oleh ponsel (hanya sistem android) atau komputer. Data dapat di-output ke Excel dengan menghubungkan dengan komputer melalui bluetooth atau kabel USB, Mendukung printer bluetooth 22 parameter kekasaran. Memenuhi standar ISO, DIN, ANSI, JIS. Menampilkan nilai-nilai kekasaran, profil, dan kurva. Memori maksimal 100 data dan bentuk gelombang. Baterai lithium built-in, waktu kerja lebih dari 50 jam

MENGAPA PENGUKURAN SURFACE ROUGHNESS DIPERLUKAN?

  1. Persiapan permuakaan material sebelum aplikasi coating

    Material Baja sebelum digunakan untuk aplikasi metalworking, terlebih dahulu dibersihkan denan sand blasting atau diratakan dengan abrasive amplas sebelum diproses lebih lanjut. Hasil polesan tersebut pasti akan merubah tekstur material. Jika diamati lebih lanjut lagi maka permukaan material pasti ada perubahan ketinggian puncak-ke-lembah dari profil permukaan yang dihasilkan. Tekstur ini merupakan faktor penting dalam memastikan kinerja kerekatan lapisan pelindung coating maupun cat yang akan diterapkan kemudian.

  2. Menguji dan mengontrol pemakaian material coating agar sesuai standar produksi

    Profil tekstur yang rendah dapat mengurangi kekuatan ikatan lapisan (adhesi). Namun, jika terlalu tinggi dan puncak mungkin menerima cakupan yang tidak memadai dan mungkin berkarat sebelum waktunya. Aplikasi pelapisan yang lebih tebal dan mahal juga mungkin diperlukan jika profilnya terlalu tinggi. Untuk alasan ini, profil permukaan harus diukur sebelum aplikasi pelapisan untuk memastikan bahwa memenuhi spesifikasi kontrak kerja.

  3. Mendapatkan finishing dengan tekstur karakterisktik tertentu

    Tekstur permukaan adalah salah satu faktor penting yang mengontrol gesekan dan transfer pembentukan lapisan selama geseran friksi. Upaya yang cukup besar telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh tekstur permukaan pada gesekan dan keausan selama kondisi sliding. Tekstur permukaan dapat berupa isotropik atau anisotropik. Kadang-kadang, fenomena gesekan stick-slip dapat diamati selama sliding, tergantung pada tekstur permukaan.

  4. Menguji dan mencaritahu jenis material inti maupun umur ekonomis coating

  5. Mengantisipasi dan mencegah kemungkinan korosi maupun kebocoran, terutama pada tangki penampungan bahan kimia maupun tangki penampung gas.

BAGAIMANA CARA PENGUKURAN SURFACE ROUGHNESS?

Surface Roughness permukaan benda kerja dalam disiplin ilmu engineering sering disingkat sebagai Roughness saja. Surface Roughness ini merupakan komponen tekstur permukaan. Ini dikuantifikasi oleh penyimpangan dalam arah vektor normal permukaan nyata dari bentuk ideal. Jika penyimpangan ini besar, permukaannya kasar; jika kecil, permukaannya halus. Dalam metrologi permukaan, kekasaran biasanya dianggap sebagai frekuensi tinggi, komponen panjang gelombang pendek dari permukaan yang diukur. Namun, dalam praktiknya seringkali perlu untuk mengetahui amplitudo dan frekuensi untuk memastikan bahwa suatu permukaan cocok untuk suatu tujuan.

Surface Roughness memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana objek nyata akan berinteraksi dengan lingkungannya maupun fungsi akhir dari benda tersebut. Dalam tribologi, permukaan kasar biasanya lebih cepat aus dan memiliki koefisien gesekan yang lebih tinggi daripada permukaan halus. Kekasaran sering merupakan prediktor yang baik untuk kinerja komponen mekanis, karena penyimpangan pada permukaan dapat membentuk situs nukleasi untuk retakan atau korosi. Di sisi lain, kekasaran dapat meningkatkan daya rekat. Secara umum, daripada deskriptor spesifik skala, deskriptor lintas skala seperti retak fraktur permukaan memberikan prediksi yang lebih berarti tentang interaksi mekanis pada permukaan termasuk kekakuan kontak dan gesekan statis.

Prinsip kerja dari alat ini sebetulnya mirip seperti mekanisme pickup pada gitar listrik piezoelectric namun jauh lebih sensitif. Alat ukur surface profile menggunakan transducer dan diolah dengan mikroprocessor. Pengukuran kekasaran permukaan diperoleh dari sinyal pergerakan stylus berbentuk diamond untuk bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan sebagai alat indicator pengkur kekasaran permukaan benda uji.

Kekasaran dapat diukur dengan perbandingan manual terhadap “pembanding kekasaran permukaan” (sampel kekasaran permukaan yang diketahui), tetapi lebih umum pengukuran profil permukaan dilakukan dengan profilometer. Ini dapat dari varietas kontak (biasanya stylus intan) atau optik (mis .: interferometer cahaya putih atau mikroskop confocal pemindaian laser).

Namun, kekasaran yang terkontrol seringkali diinginkan. Misalnya, permukaan gloss bisa terlalu mengkilap ke mata dan terlalu licin ke jari (touchpad adalah contoh yang baik) sehingga diperlukan kekasaran yang terkontrol. Ini adalah kasus di mana kedua amplitudo dan frekuensi sangat penting.

KESIMPULAN

Meskipun nilai Roughness yang tinggi seringkali tidak diinginkan, bisa jadi sulit dan mahal untuk mengontrol dalam proses pembuatannya. Sebagai contoh, memanglah sulit dan mahal untuk mengontrol kekasaran permukaan dari bagian-bagian yang diproduksi pemodelan deposisi atau fused deposition modelling (FDM). Mengurangi kekasaran permukaan biasanya meningkatkan biaya pembuatannya. Ini sering mengakibatkan trade-off antara biaya pembuatan komponen dan kinerjanya dalam aplikasi.

Roughness Tester dapat digunakan di lantai di setiap posisi, horizontal, vertikal atau di mana pun. Ketika mengukur kekasaran permukaan dengan roughness meter, sensor ditempatkan pada permukaan dan kemudian meluncur sepanjang permukaan seragam dengan mengemudi mekanisme di dalam tester. Sensor kemudian menangkap vibrasi kekasaran permukaan dengan probe tajam built-in. Instrumen roughness meter ini dirancang sesuai dengan standar industri seperti ISO, DIN, ANSI, maupun JIS,

Ada berbagai jenis mesin ukur maupun manufaktur yang menawarkan perangkat instrumen pengujian surface roughness dipasaran. Tiap unit alat uji tersebut memiliki prinsip kerja yang hampir mirip dengan tingkat asumsi akurasi yang beragam pula. Namun jika Anda merasa sulit untuk mencari alat kerja industri yang lebih efektif, jangan ragu untuk mencari bantuan dari spesialis yang dapat membantu Anda memilih yang akan memberi Anda manfaat maksimal. Hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email : moc.artxelatemobfsctd@selas Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber: Tim Kreatif Metalextra.com, Tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Leave a Reply