Memiliki lebih banyak koneksi dan database yang memenuhi syarat untuk dipilih sejak awal mempersingkat proses rekrutmen maupun prospek penjualan dan meningkatkan perencanaan strategis.LinkedIn merupakan platform jejaring sosial yang fokus pada dunia profesional, telah menjadi tempat yang penting untuk membangun jaringan dan mencari peluang karir. Namun, ada pendapat bahwa LinkedIn terlihat sangat buatan dan palsu. Artikel ini akan mengungkapkan alasan mengapa beberapa orang merasa bahwa LinkedIn terkesan sangat buatan dan tidak autentik.
1. “Personal branding” yang Terlalu Dipoles
Salah satu alasan utama mengapa LinkedIn terlihat sangat buatan adalah karena banyak orang cenderung memperlihatkan diri mereka dalam cahaya yang sempurna. Layaknya dandanan kosmetik yang menor dan berlebihan, profil LinkedIn sering kali dipoles sedemikian rupa sehingga terlihat sangat mengesankan, tanpa kesalahan, dan penuh pencapaian. Hal ini menciptakan kesan bahwa semua orang hanya ingin menampilkan sisi terbaik dari diri mereka dan menyembunyikan kekurangan atau kegagalan yang mungkin pernah mereka alami.
2. Konten yang Dibuat dengan Maksud Promosi
Banyak konten yang diposting di LinkedIn memiliki niat promosi yang jelas. Orang-orang seringkali berbagi konten yang secara langsung atau tidak langsung mengiklankan diri mereka sendiri atau bisnis mereka. Hal ini bisa menghasilkan situasi di mana orang-orang saling berlomba untuk mendapatkan perhatian dan menciptakan citra yang sempurna, tanpa memberikan ruang bagi diskusi yang jujur dan autentik.
3. Koneksi Tanpa Makna
LinkedIn seringkali dianggap sebagai platform di mana orang-orang bersaing untuk mengumpulkan sebanyak mungkin kontak dan koneksi. Namun, sering kali koneksi-koneksi ini tidak memiliki hubungan yang kuat atau bermakna dikehidupan nyata. Banyak orang menambahkan koneksi hanya untuk tujuan memperluas jaringan mereka, tanpa memperhatikan nilai sebenarnya nilai-nilai dari mengenal koneksi tersebut. Akibatnya, interaksi dan hubungan di LinkedIn seringkali terasa dangkal dan kurang autentik.
4. Kurangnya Kesempatan untuk Memperlihatkan Kerentanan dan kelemahan
Segala sesuataunya dibumi ini tentu memiliki kelemahan dan kekurangan yang bisa diperbaiki dan ditingkatan. LinkedIn menjadi media tampilan atau etalase yang seringkali tidak memberikan ruang yang cukup bagi orang-orang untuk memperlihatkan kerentanan atau berbagi pengalaman yang sulit. Hal ini membuat LinkedIn terasa terlalu steril dan terjaga dengan baik. Ketika seseorang hanya menampilkan sisi yang sempurna dan tidak pernah berbagi tantangan atau kegagalan yang mereka hadapi, maka terciptalah kesan bahwa LinkedIn menjadi tempat yang sangat terkesan dibuat-buat dan tidak mencerminkan kehidupan nyata dan karir yang sebenarnya.
5. Manipulasi data pribadi dengan sertifikasi dan tidak adanya fitur verifikasi pekerjaan
Seringkali orang-orang pengguna Linkedin meras penting untuk membuktikan kepada khalayak ramai kalau mereka merupakan KECAP #1. Kandidat dan pengguna profil tersebut kemudian menghabiskan lebih banyak uang mereka dan jam yang tidak dibayar untuk mengumpulkan sertifikasi seperti lencana gym atau karakter Pokemon yang dikoleksi. Lebih lucu lagi mereka juga banyak “membeli” program seminar dan mendapatkan sertifikat peserta yang membuat mereka merasa cukup layak untuk memasukkan nilai presitise dari institusi tersebut di CV maupun profil Linkedin-nya. Hal ini terjadi karena Linkeidn memang tidak memiliki fitur verifikasi pekerjaan sehingga lebih hanya bisa menyediakan fitur bagi pengguna untuk mengupload data sertifikat dan berbagai piagam penghargaan yang justru menghasbiskan danan dan banyak waktu produktif orang teresebut.
KESIMPULAN
LinkedIn seringkali terlihat sangat buatan dan terasa palsu karena kesan media “Jaim” atau “Jaga iamge” yang terlalu dipoles. Seringkali konten yang dibuat di Linkedin dengan maksud promosi, koneksi tanpa makna, dan kurangnya kesempatan untuk memperlihatkan kerentanan. Namun, penting untuk diingat bahwa ini adalah pandangansubjektif dan tidak selalu mencerminkan pengalaman semua pengguna LinkedIn. Meskipun ada aspek-aspek yang terasa buatan, masih ada banyak orang yang menggunakan platform ini dengan cara yang jujur dan autentik, menciptakan hubungan yang bermakna, dan berbagi pengalaman yang berharga.
LinkedIn dapat menjadi tempat yang berharga untuk membangun jaringan profesional, mendapatkan wawasan, dan menemukan peluang karir. Penting bagi kita sebagai pengguna untuk tetap berpegang pada nilai-nilai kejujuran, kerendahan hati, dan keberanian untuk memperlihatkan kerentanan dalam interaksi di platform medi sosial yang dimiliki oleh Microsoft ini. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan pengalaman yang lebih autentik dan bermakna di LinkedIn. Tentu dengan mengubah metode penggunaan Linkedin dan pola rekrutmen ataupun pencarian prospek membutuhkan lebih dari sekadar mengadopsi teknologi. Perlu pergeseran pola pikir. Semoga bermanfaat. Wassalam!
Sumber: Tim Kreatif Metalextra.com, Tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.