Mengapa alat pertukangan Made in Germany mahal?

Siapa yang tidak kenal negeri Jerman? Negeri ditengah daratan Eropa ini sebenarnya merupakan jantung dari perekonomian dan industrialisme Eropa Barat. Politisi Jerman juga banyak yang memfokuskan kebijakan nasionalnya dan karirnya dengan prestasi mereka dibidang industri produk presisi serta perdagangan. Barang dan jasa dari Jerman memang memiliki reputasi yang baik – tetapi label saja tidak cukup untuk menjamin angka penjualan! Lalu, kenapa sih di Indonesia barang presisi dan perkakas kerja buatan Jerman jarang terlihat lagi? Kenapa kok harganya “Made in Germany” lebih mahal? 

SEJARAH MADE IN GERMANY

Sebagai pemimpin Uni Eropa sekaligus sebagai rumah dari ribuan merek industri dunia, pemerintah Jerman sebenarnya sudah mempersiapkan diri untuk membuat standar yang jelas dari label “Made in Germany” jauh sejak jaman Revolusi Industri pertama di abad ke 18.

MAHR merupakan merek alat ukur terbesar asal Jerman. saat ini MAHR menawarkan beragam jenis alat ukur dan alat pengecekan kualitas.

Lebih lanjut lagi Menurut Profesor Asaf Zussman, seorang peneliti Ekonomi Industri Eropa ternama dari Universitas Yahudi, menemukan bahwa Industri Jerman bangkit karena perlindungan dan dukungan dari pemerintahnya secara berkelanjutan. Penelitiannya yang berjudul “Bangkitnya Proteksionisme Jerman pada tahun 1870-an: Perspektif Makroekonomi”, menjelaskan bahwa; pemerintah Jerman menerapkan tarif pajak “Rye (Gandum untuk bir/pangan) dan Besi” sudah diperkenalkan oleh Jerman Bismarck pada tahun 1879. Kebijakan ini menyebabkan pengurangan impor yang besar secara berurutan untuk melindungi industri lokal di Jerman.

Sebagai tanggapan, pemerintah Liberal perdagangan bebas di Inggris memperkenalkan tindakan Merek Dagang untuk memungkinkan konsumen dapat memilih apakah mereka akan terus membeli barang dari ekonomi proteksionis atau tidak. Jerman memang berhasil memanfaatkan tag Made in Germany sebagai merek yang identik dengan keandalan dan kualitas produk.

Politisi dan kelompok lobi industri Jerman bersikukuh: Label “Made in Germany” adalah kunci bagi bisnis negara dan tidak boleh dihilangkan. Walaupun label “Made in Germany” awalnya diperkenalkan oleh badan perlidungan konsumen pemerintah Inggris untuk membedakan asal negara pada tahun 1887. Pada saat itu buatan Jerman dianggap sebagai barang murah dan berkualitas lebih rendah dari buatan Inggris. Namun kini telah dipercaya tidak hanya oleh 70 persen orang Inggris tetapi juga oleh pelanggan di seluruh dunia. Kebijakan politisi Jerman ini juga sering diarahkan ke Brussels, Belgia, di mana Uni Eropa sedang mempertimbangkan menyesuaikan label negara asal dengan peraturan dan tarif bea cukai.

WIDIA merupakan produsen pisau frais dan pisau bubut ternama. WIDIA Jerman dikenal karena menciptakan material Tungsten Carbide sebagai insert pisau bubut, yang kemudian di Indonesia akrab disebut dengan WIDIA saja. Awalnya perusahaan ini dimilliki oleh ThyssenKrupp AG, namun sekarang sudah dijual dan dimilki oleh Kennametal Amerika Serikat.

Reputasi produk-produk Jerman juga sangat dihormati di Rusia, di mana bahkan sejak zaman Kaisar Russia diabad ke 18 sangat menghargai keahlian pengrajin jam maupun mesin penunjang Revolusi Industri pertama asal Jerman. Menurut koresponden GTAI Moskow, Bernd Hones. “Satu mesin Jerman cukup bagi perusahaan Rusia untuk menjanjikan pelanggan mereka dengan kehandalan kualitas Jerman,” tulisnya. Tren serba Jerman ini di Rusia juga merasuk ke bidang lain. “Pemilik penginapan menghadapkan tamu dengan nama yang terdengar seperti Jerman. Di Internet, konsumen memberikan sambutan hangat untuk barang-barang Jerman. Bagi orang Russia, ‘Made in Germany’ menunjukkan dari kualitas yang terbaik dan harga yang wajar di Rusia.”

Kern & Sohn adalah produsen precision balance, analytical balance, moisture balance, moisture analyzers dan macam-macam scales. Selama 165 tahun Kern memproduksi timbangan dengan standar tertinggi di Jerman. Kualitas produk Kern sangat dipercaya di seluruh dunia dan didukung dengan standar DKD dan ISO 9001:2000 Bekerja dengan KERN mudah, dan lebih terjamin keasliannya jika dibeli di Metalextra.com.

Di Inggris Raya, yang menciptakan label “Made in Germany” sebagai sinyal barang impor berkualitas rendah pada akhir abad ke-19, pandangan produk dari Jerman jelas telah berubah sangat jauh saat ini. “Reputasi barang dan jasa dari Jerman tetap bagus di Inggris,” lapor Steffen Ehninger dari London. “Selama setidaknya 110 tahun, banyak warga Inggris telah menikmati kualitas dan ketergantungan dengan produk-produk Jerman.” Itu tren yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir, tambahnya. Nyatanya, industri asal Inggris juga banyak yang bangkrut  maupun diakuisi perusahaan Jerman karena tidak bisa bersaing dengan produk otomotif dan produk hasil industri lainnya asal Jerman.

Produk industri cutting tool masih banyak yang menggunakan standar Jerman dan istilah Jerman. Namun, seiring dengan waktu, negeri Asia seperti Cina, Jepang dan bahkan Indonesia pun sudah mampu membeli lisensi Jerman dan membuat alat industri presisi.

NILAI JUAL LABEL “MADE IN GERMANY”

Badan pengembangan ekonomi pemerintah Jerman, Germany Trade & Invest (GTAI), ingin mengetahui seberapa berharganya label “Made in Germany” saat ini di seluruh dunia. Perwakilan internasional untuk organisasi, yang memasarkan Jerman sebagai lokasi bisnis dan teknologi dan memberikan informasi kepada perusahaan asing yang ingin mendirikan toko di negara itu, mengevaluasi reputasi label “Made in Germany” di seluruh dunia. 

PFERD awalnya merupakan perusahaan asal Jerman yang mmeproduksi beragam jenis alat kerja consumable dipabriknya. Namun saat ini, walaupun bermerek asal Jerman, barang buatan PFERD lebih banyak diproduksi oleh manufaktur OEM di Cina, Eropa Timur dan Amerika Serikat dengan kualitas yang beragam.

Pandangan seperti itu dari Rusia dan Inggris, telah menjadi pengecualian dalam hal nilai “Buatan Jerman”. Namun label “Made in Germany” bagi orang dari ekonomi lemah seperti Brasil masih berarti awet, daya tahan, dan kualitas, tulis Oliver Döhne, tetapi ada beberapa kelemahan. “Kemampuan masyarakatnya untuk membeli barang tersebut semakin menurun,” katanya. “Perusahaan-perusahaan Jerman perlu berkomunikasi lebih banyak dan berinvestasi dalam kedekatan dengan pelanggan dan layanan purna jual. Di kelas atas, produk-produk Jerman populer sementara kelas menengah hampir tidak menyadari merek Jerman.”

Bagaimana dengan pengaruh label “Made in Germany” di pasaran negeri Asia? “Di Republik Rakyat Cina, ‘Made in Germany’ juga jaminan yang solid, tetapi tidak cukup untuk memastikan kesuksesan,” tulis Stefanie Schmitt dari Beijing. Persaingan telah meningkat di hampir semua sektor dan perusahaan yang memproduksi barang-barang di Cina sering kali perlu menjelaskan kepada konsumen bahwa produk mereka hanya “dirancang” atau “Lisensi” “direkayasa di Jerman.” Hal inilah yang menyebabkan Schmitt menyarankan bisnis untuk tidak bergantung pada label. Dia mengatakan “masa depan perusahaan yang produknya berkualitas akan meningkatkan mereknya sendiri.”

Di India, beberapa produk Jerman menikmati reputasi yang baik tetapi label “Buatan Jerman” tidak membantu meningkatkan penjualan semua barang, tulis Katrin Pasvantis dari New Delhi. “Produk Jerman berarti kualitas dan teknologi yang terbaik,” katanya, tetapi menambahkan bahwa harganya yang tinggi sering membuat pelanggan melakukan lebih dari sekadar window-shopping. Namun, barang-barang Jerman juga tidak dianggap bagus dari sisi desain produk dan produk gaya lifestyle lainnya. “Mesin, mobil, dan barang dapur Jerman tetap sangat populer,” kata Pasvantis.

Perusahaan Cutting tool dan peralatan kerja industri profesional seperti HAIMER yang merupakan manufaktur asal Jerman, sudah banyak yang melakukan ekspansi kenegara lain terutama negara INDIA agar bisa kompetitif bersaing dipasaran internasional. Perusahaan HAIMER ini juga dikenal inovatif dan sering menjual lisensi teknologi pada manufaktur lain.

Di negeri superbisa seperti Jepang, ‘Made in Germany’ merupakan status sosial dan penting, terutama ketika menyangkut mobil Jerman dan mesin industri presisi,” tulis Detlef Rehn dari Tokyo, menambahkan bahwa Jerman juga dianggap baik dalam hal produk ramah lingkungan dan terkait energi. “Reputasi ini memang harus dibuktikan berulang kali.” Di Jepang, Rehn menulis, “Buatan Jerman” tidak terbatas pada barang dan jasa, namun juga perayaan budaya Jerman. Hal ini bisa terlihat di Jepang saat pasar malam Oktoberfests yang menyajikan bir asal Jerman dan hari raya Natal ala Jerman yang sangat populer.

Di Amerika Serikat, label “Buatan Jerman” juga dapat membantu meningkatkan angka penjualan. “Ketika ada label Made in Germany, produsen atau produk memang terlihat sangat presisi dan berkualitas,” tulis Martin Wiekert dari Washington. “Tapi, di sisi lain, Merek Made in Germany juga dipandang  mengancam rasa nasionalisme orang Amerika yang banyak memilih produk industri berlabel ‘Made in the USA.’ Banyak perusahaan Jerman di Amerika Serikat menggunakan label “Made in Germany” itu dengan hati-hati atau tidak mencolok dan menyinggung orang Amerika. ”

Secara umum, konsumen global menghargai nilai kejujuran produk yang diproduksi di Jerman di atas buatan negeri lain, menurut survei YouGov yang diterbitkan pada hari Senin (30.09.2019). Sementara itu, produk-produk buatan China sekarang memiliki reputasi terburuk.

Studi yang dilakukan oleh organisasi pemungutan suara dalam kombinasi dengan University of Cambridge, memberi responden pilihan 12 negara. Italia berada di posisi kedua dengan peringkat persetujuan 38 poin, sementara Inggris dan Prancis berada di tempat ketiga, keduanya mencetak peringkat persetujuan 34 poin.

Produk dari Hoffman Group seperti merek Holex dan Garant awalnya juga dibuat di Jerman, namun sekarang sudah banyak sekali variasinya dari belahan dunia lain dengan kualitas standar Jerman.

Negeri produsen peralatan elektronik terbesar global, China, justru berada di urutan terakhir dengan peringkat persetujuan negatif 29 poin. dari mereka yang disurvei, 44% melihat produk China memiliki kualitas negatif karena ketidakjujuran produk dan hanya 15% berpandangan positif.

Dalam survei, yang mensurvei orang-orang di 23 negara, 50% responden mengatakan bahwa mereka secara positif merasakan label “Made in Germany” sementara hanya 6% yang melihatnya sebagai sesuatu yang negatif. Secara total, Jerman memiliki peringkat rata-rata 45 poin persetujuan.

Produk dari Hoffman Group seperti merek Garant ditujukan untuk pangsa pasarnya kelas premium yang lebih mahal dari merek Holex. Strategi ini masih menawarkan beberapa alat kerja buatan Eropa dan Jerman yang dianggap berkualitas lebih baik.

KENAPA PRODUK “MADE IN GERMANY” MAHAL?

Nilai faktur setiap produk dan jasa memang dibuat dengan perhitungan modal dasar dan biaya ongkos produksi yang sesuai. JIka kita beranggapan bahwa ongkos tenaga manusia dihitung mahal, dengan sistem automation maupun teknologi produksi massal Industry 3.0 saja sudah mampu untuk menekan gaji pegawai. Namun yang membedakan barang buatan Jerman dengan negara lain adalah porsi besaran pajak yang dikenakan kepada industri terkait. Ada banyak komponen pajak yang dikenakan dan umumnya bobot pajak penghasilan yang tinggi akan dibebankan kepada harga jual produk yang ditanggung oleh konsumen. 

Manufaktur asal Jerman seperti Daimler dengan merek mobilnya Mercedes Benz juga hanya memproduksi mesin mobil kelas atas saja di Jerman dan Austria.

Di Jerman sendiri, tarif perpajakan yang dipotong dari penghasilan setiap warga bisa bervariasi dari 14 persen hingga 42 persen. Setiap brang buatan Jerman sebenarnya bisa lebih murah dan bisa sebanding dengan buatan Jepang jika tidak dihitung dengan komponen beban pajak. Sebagai gambaran; beban pajak pertambahan nilai disetiap barang buatan Jerman dikenakan tarif sebesar 19%. 

Aturannya pajak di negeri Jerman adalah: semakin tinggi penghasilan kena pajak Anda, semakin tinggi tingkat pajak. Namun, tarif pajak tertinggi 42 persen hanya dibayarkan pada pendapatan lebih dari 250.731 euro per tahun atau sekitar 3,8 miliar pertahun itupun jika obyek pajak belum menikah dan tidak memilki tanggungan anak. Untuk pasangan yang menikah atau memilki tanggungan anak dan keluarga, tarif pajak maksimum berlaku untuk pendapatan lebih dari 501.462 euro atau sekitar  7,6 miliar pertahunnya. Hal ini belum lagi dihitung dengan pajak korporasi yang bisa menginjak angka yang sama yaitu 42% dari penghasilan tutup buku tahun sebelumnya. Luar biasa bukan? Kalau anda bertanya “Kenapa Jerman pajaknya tinggi?” kami cuma bisa menjawab kalau orang Jerman sekarang harus mau bertanggungjawab membayar sanksi dan santunan pada korban perang mereka saat perang dunia kedua yang lalu.

KESIMPULAN

Metalextra juga menawarkan solusi perangkat kerja presisi berkualitas tinggi asal Jerman.  Kami juga memilki alternatif produk dari merek dan negeri asal lain yang sesuai budget anda. Berbeda dengan pesaing kami yang bangga berjualan tong sampah dan alat kerja non-presisi yang dicampur aduk, kami merupakan satu-satunya spesialis presisi asli Indonesia yang paham dan mengerti cara cerdas untuk mengejar kesempurnaan dan toleransi yang ketat. 

Jangan ragu untuk mencari bantuan dari spesialis yang dapat membantu Anda memilih yang akan memberi Anda manfaat maksimal. Hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email : sales@metalextra.com Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:

Rolf Wenkel / sms (Deutsche Welle)

YouGov 

Tim Kreatif Metalextra.com, Tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada20 Januari 2020 @ 12:38 PM

Tinggalkan Balasan