Indonesia dan Amerika Serikat (AS) targetkan perdagangan naik dua kali lipat pada 2025

Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional, Arlinda dan Undersecretary US Department of Commerce, Joe Semsar membahas kemungkinan penyusunan rencana aksi bersama untuk mewujudkan peningkatan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) hingga dua kali lipat dalam lima tahun ke depan.

Pembahasan tersebut dilakukan pada pertemuan yang berlangsung di KBRI Washington DC, AS, pada Selasa (17/11) waktu Washington DC. Pada 2019, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 27,11 miliar. Jumlah ini ditargetkan menjadi USD 60 miliar.

Gagasan ini sebelumnya pernah diangkat pada 2019, namun belum ditindaklanjuti karena kedua pihak fokus pada penyelesaian isu Generalized Systems of Preference (GSP). “Kedua pihak akan mengidentifikasi langkah konkret dan quick win untuk dikembangkan bersama. Selain itu, USDOC terbuka untuk berbagi best practices bidang perdagangan di AS, antara lain dalam hal promosi ekspor dan berbagi informasi mengenai perdagangan digital,” ungkap Arlinda.

Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Delegasi RI (Delri) ke AS pada 16–17 November 2020 yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Sejumlah agenda dalam pertemuan tersebut, termasuk pembahasan tindak lanjut keputusan GSP dan eksplorasi langkah peningkatan perdagangan dua arah.

Di masa pandemi ini, ekspor perdagangan ke AS tetap terjaga. Ini ditunjukkan oleh surplus perdagangan bagi Indonesia di periode Januari–September 2020 sebesar USD 7,24 miliar, atau naik 16,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dalam lima tahun terakhir (2015–2019), neraca perdagangan Indonesia selalu surplus terhadap AS dengan tren 4,68 persen.

Pada 2019, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD 8,58 miliar atau meningkat 3,86 persen dari neraca tahun 2018 dengan USD 8,26 miliar. Pada 2019, ekspor utama Indonesia ke AS antara lain udang beku, karet alam, alas kaki, ban, produk tekstil, dan ban. Sedangkan impor utama Indonesia dari AS antara lain kedelai, kapas, serta gandum.

KESIMPULAN

Setelah Jepang, Indonesia merupakan ekonomi yang terbesar pro-Amerika Serikat di Asia. Indonesia juga menjadi tuan rumah investasi Amerika dalam pertambangan, pengolahan minyak bumi dan bahan mentah dan mengendalikan lokasi yang sangat strategis di dekat jalur pelayaran penting.

Di Metalextra.com kami yakin dengan peningkatan berkelanjutan dari teknologi produksi yang baik jika dikombinasikan dengan pengujian dan pengembangan, memungkinkan kami untuk menawarkan produk-produk berkualitas tinggi yang membantu perusahaan-perusahaan manufaktur di berbagai industri dan tentunya demi meningkatkan produktivitas anda. Kami juga menawarkan solusi perangkat alat ukur presisi berkualitas tinggi asal Swiss, Jerman, Taiwan, Jepang.

Jika Anda berminat untuk membeli alat kerja presisi ataupun beragam alat aksesoris machining dan cutting tool dimensi metric lainnya silahkan hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email: sales@metalextra.com

Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:  Siaran Pers Kementrian Perdagangan NOVEMBER 2020

Tim Kreatif Metalextra.com, Kesimpulan di tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada28 November 2019 @ 4:29 PM

Tinggalkan Balasan