Mengenal Yehan Numata, pendiri Mitutoyo Jepang

Bagi kalangan mahasiswa teknik dan engineer di seluruh dunia, merek Mitutoyo mungkin sudah tidak asing lagi. Alat uji dan alat ukur Mitutoyo memang dikenal sebagai produsen alat ukur presisi terkemuka asal Jepang yang menawarkan berbagai macam alat ukur mulai dari mikrometer, kaliper dan pengukur dial hingga penguji kekerasan, sistem pengukur visi dan mesin pengukur koordinat 3D dengan pasar lebih dari 40 negara, didukung oleh perwakilan aftersales di lebih dari 100 kota lebih.

Di Indonesia sendiri, merek Mitutoyo sudah lama sekali menjadi simbol alat ukur presisi, walaupun sebanernya banyak juga yang dipalsukan oleh beberapa distributor nakal (yang selalu mengaku distributor resmi) di Indonesia. Saat ini memang banyak sekali alat ukur Made in China, Made in Vietnam, Made in Mexico, Made in Brazil, sangat beragam sekali. Lalu darimanakah awal berdirinya Mitutoyo sehingga meraih kesuksesan tersebut?

SEJARAH MITUTOYO

Awalnya, merek Mitutoyo dikenal sebagai merek Mitsutoyo. Perusahaan Mitutoyo ini didirikan pada 22 Oktober 1934 oleh Pak Yehan Numata (沼 田 恵 Numata Ehan) dengan satu produk, mikrometer sekrup tipe Vernier. Pak Yehan Numata merupakan seorang pelajar dan peneliti asal kota kecil di Jepang yang memiliki minat khusus pada matematika dan berani merantau dan belajar hingga ke Amerika Serikat.

Dr. Yehan Numata lahir di Hiroshima, Jepang, pada tanggal 12 April 1897. Meskipun ia dilahirkan dalam keluarga kuil Jodo Shin, Dr. Numata tidak mengikuti ayahnya menjadi imam pendeta budha Jepang tetapi menjadi seorang pengusaha.

Dalam kehidupan pribadinya, Pak Yehan Numata, merupakan putra ketiga dari Jodo Shinshu Honganji dan Jorenji di sebuah desa di Shiwa-cho, Kamo-gun, Hiroshima (sekarang Shiwa-cho, Kota Higashihiroshima), ia belajar di Heian Junior High School (sekarang Heian High School) di Kyoto.

Setelah lulus sekolah, Pak Yehan Numata di didik orangtuanya untuk menjadi tokoh agama meneruskan profesi bapaknya seorang rohaniwan Budha Jepang. Beliau bersekolah di Motoyama Nishi Honganji dari tahun 1915, sekolah yang dikenal berafiliasi dengan Buddhisme Tobei pada usia 19 tahun untuk menjadi misionaris Budhis. Pak Numata juga tidak memiliki kewajiban menjadi pewaris kuil milik ayahnya karena hal tersebut merupakan kewajiban anak pertama. 

Sebagai seorang pemuda, Pendeta Dr. Numata memiliki kesempatan untuk merantau dan datang ke Amerika Serikat untuk belajar di Hollywood High School dan University of California, Berkeley (UCB) dalam bidang matematika selama empat tahun, lulusan sekolah lanjutan dalam bidang ekonomi (ekonomi statistik, fluktuasi ekonomi, Ilmu Pengetahuan).

Pada masa ia bersekolah di Amerika Serikat itu, pak Yehan Numata sering mendapatkan diskriminasi dan diperlakukan tidak sama. Pada waktu itu orang kulit putih Amerika Serikat masih sangat Rasis dan diskriminatif, terutama sebagai orang Jepang. Baginya, penduduk lokal sekitar tidak begitu ramah terhadap dirinya. Sebagai seorang rohaniwan yang memiliki tugas belajar, Pak Yehan Numata memperoleh dana bersekolah dan biaya hidup dari dana yang dikumpulkan dari orang-orang Jepang yang tinggal di California dan Amerika dari kelompok Chi-Nichi.

Pada awalnya ia tidak mengajarkan agama Buddha, tetapi pertama-tama memperkenalkan budaya Jepang dan kebudayaan Timur. Sebagai misionaris Budha Zen, Pak Yehan Numata mengalami waktu susah juga saat kiriman uang pendanaan berhenti dua tahun kemudian. Meskipun menerima bantuan dari kuil orangtuanya Nishi Honganji dan sponsrnya Eiichi Shibusawa, akhirnya misinya sebagai seorang rohaniwan di Amerika Serikat dihentikan dalam empat tahun. Namun pada saat itu ia sudah selesai bersekolah. 

Pak Yehan Numata menyadari bahwa ia membutuhkan uang operasional untuk melayani dan menyebarkan agama Buddha. Pada tahum 1928, ia yang saat itu berusia 31 tahun, menyelesaikan sekolah pascasarjana UCB, dan berkeliling mengunjungi dan mengamati berbagai perkembangan industri di Eropa dan Amerika hingga tahun 1930, pak Yehan Numata kembali ke Jepang pada usia 33.

Setelah kembali ke Jepang, rumah tanah airnya sedang dilanda despresi ekonomi dan politik nasional, belum lagi kehancuran yang menyebar akibat bencana alam. Sebagai lulusan Amerika serikat, ia kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai PNS ahli statistik oleh Biro Sumber Daya Kabinet Jepang yang baru. Namun, pada 1936, pada usia 39, ia meninggalkan posisi birokrat berpangkat tinggi dan memulai usaha sendiri. Ia bertekad menjadi produsen alat ukur presisi pertama di negeri Sakura.

Pada masa itu, alat ukur mikrometer sangat diperlukan dalam industri jam presisi dan juga untuk menentukan titik kordinat jalur berlayar perkapalan di peta. Pak Yehan Numata menyadari bahwa tanpa tersedianya mikrometer, transportasi laut tidak dapat berkembang. Pak Yehan Numata pun beranggapan bahwa menjadi produsen mikrometer tidak akan menyebabkan ketidaknyamanan kepada siapa pun. Selama 3 tahun, beliau akhirnya berhasil dalam memproduksi mikrometer dalam negeri.

Pada tahun 1934 ia mendirikan Mitutoyo Manufacturing Company dengan mempekerjakan insinyur yang terbaik di Mitutoyo Manufacturing Co., Ltd. (sekarang Mitutoyo) bermodalkan mesin-mesin bubut dan milling unggulan dari luar Jepang.

Karena pergeseran Jepang menjadi negeri militerisme, alat ukur Mitutoyo akhirnya berkembang pesat setelah diadopsi oleh petinggi tentara Jepang, dan telah diadopsi oleh hampir semua produsen Jepang yang menangani mesin presisi. Setelah perang usai, alat ukur Mitutoyo menjadi alat ukur umum yang digunakan dalam proses rekonstruksi industri. Saat itu, Jepang telah melakukan lompatan besar dengan periode pertumbuhan industri tertinggi di dunia.

“Orang yang mampu harus dibangkitkan terlebih dahulu sebelum sebuah produk dapat diciptakan.” Ini adalah salah satu filosofi yang dianut oleh Yehan Numata, pendiri Mitutoyo Corporation. “Lingkungan bagus, orang baik, teknik bagus.” juga merupakan motto perusahaan di Mitutoyo.

Alat ukur Mitutoyo turut serta menjadi bagian sukses Jepang yang hampir menguasai lebih dari 90% industri di Jepang dan lebih dari 40% di dunia. Di tahun berikutnya, Mitutoyo berkembang menjadi perusahaan besar yang menempati alat ukur presisi komprehensif. Pemerintah Jepang juga mengakui bahwa sistem produksi massal berkualitas tinggi yang menyebarkan nama “Made in Japan” ke dunia didukung oleh keakuratan alat ukur buatan Jepang dari “Mitutoyo”.

Setelah meraih kesuksesan dan kekayaan, pada 1965, Pak Yehan Numata tidak lupa beramal dengan mendirikan Asosiasi Misi Buddha. Impiannya setelah membangun perusahaan yang sukses selanjutnya adalah menyediakan dukungan keuangan untuk menyebarkan ajaran Buddha. Dengan fondasi Bukkyō Dendō Kyōkai (BDK), Pdt. Dr. Numata mulai mewujudkan mimpinya yang dulu sempat kandas saat ia menjadi misionaris budha ditahun 1930an dulu. Semasa hidupnya, ia juga dikenal sebagai seorang dermawan dalam skala dunia, visi Pendeta Dr. Numata untuk dunia terus berlanjut dalam berbagai bentuk.

Pak Yehan Numata kemudian berinvestasi dalam properti pribadi dan berkomitmen untuk penyebaran kitab Buddha yang telah didistribusikan ke hotel-hotel di seluruh dunia, dan sekarang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Dengan sumbangan dari Pak Yehan Numata, “kitab suci Buddhis” telah ditempatkan di lebih dari 10.000 toko di 56 negara, bersama dengan “Alkitab”, dengan total distribusi 7 juta salinan. Dia juga mengajukan permohonan terjemahan bahasa Inggris dari teks asli Buddha Okura Kei, mendirikan penghargaan budaya penyebaran kitab Buddha, membuka kuil-kuil Buddha di kota-kota di seluruh Amerika Serikat, termasuk Washington DC, membuka Berkeley Buddhist Translation Center dan membiayai ceramah Buddha di universitas-universitas besar seperti Universitas Harvard.

Pak Yehan Numata membuat prestasi signifikan dalam penyebaran agama Buddha dan pertukaran kebudayaan agama Buddha di Jepang dan luar negeri, termasuk pembangunan Pusat Budaya Jepang “Eko” di Dusseldorf Jerman dan pemberian Beasiswa Numata di Universitas Ryukoku dan Universitas Musashino.

Pada tahun 1988, ia menerima pujian khusus dari presiden UCLA, sekolah alumnusnya di Amerika Serikat atas kontribusinya pada pertukaran budaya antara Amerika Serikat dan Jepang. Lainnya, 1954, ia juga meperoleh Penghargaan Menteri Perdagangan dan Industri Internasional pemerintah Jepang, pada 1989 gelar Emeritus PhD untuk kontribusi kemanusiaan dari Universitas Hawaii, dan di tahun 1991, telah menerima banyak penghargaan seperti doktor kehormatan Universitas Ryukoku.

Semua kesuksesan dan penghargaan tersebut juga akhirnya terhenti ketika Mitutoyo, perusahaan yang ia bangun mengalami kerugian besar di tahun berikutnya. Mitutoyo jatuh ke defisit untuk pertama kalinya pada tahun 1992 karena runtuhnya gelembung ekonomi Jepang dan dunia. Pada 5 Mei 1994, Pak Dr. Yehan Numata meninggal di Yokohama pada usia sembilan puluh tujuh tahun, meninggalkan ketiga orang anaknya yang meneruskan Mitutoyo. Setelah itu, Mitutoyo berusaha untuk bangkit sehingga pada 2005, penjualan domestik dan luar negeri tetap mendekati 100 miliar yen.

Simplified history of Yehan Numata of Mitutoyo

1897 Born in Hiroshima Prefecture, Japan
1916 Relocated to Hawaii as a Hongwanji minister
1925 Published the English magazine, “The Pacific World”
1928 Graduated with Masters Degree from University of California, Berkeley
1930 Appointed as statistician in the Japanese Ministry of Resources
1934 Established the Mitutoyo Manufacturing Company
1938 Appointed CEO of Mitutoyo
1959 Appointed as a board member of Musashino Jogakuin Junior & Senior High School
1961 Received “The Blue Ribbon Medals of Honor” from the Japanese Government
1963 Appointed as a Senior Adviser of Japan Measuring Instruments Federation
1965 Establishment of the Bukkyo Dendo Kyokai Appointed as a board member of Bukkyo Dendo Kyokai
1967 Received “4th Class, Order of the Rising Sun, Gold rays with Rosette”
1968 Appointed as chairperson of Mitutoyo
1969 Appointed as director of Japan Precision Measuring Instruments Manufacturers Association
1977 Received Honor of Jōdo Shinshū Hongwanji-ha Kyōgaku Grant-Making Foundations
1985 Appointed as Executive Adviser of Mitutoyo
1987 Received Higashi Hiroshima City Medal
1988 Appointed Honorary Ph.D. from University of Hawaii
1991 Received Honorary Ph.D. from Ryukoku University
1994 Passed away at the age of 97 on May 5

KESIMPULAN

Metalextra berkomitmen untuk menyediakan teknologi permesinan yang unggul dan terdepan serta solusi proses rekayasa inovatif yang memungkinkan produsen untuk fokus membuat apa yang penting agar produktifitas industri presisi anda meningkat.

Untuk penawaran atau informasi lebih lanjut alat kerja perbengkelan profesional ataupun beragam alat ukur dimensi metric lainnya silahkan hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email : sales@metalextra.com 


Sumber:

mitutoyo.co.jp/eng/corporate/hall/

Tim Kreatif Metalextra.com, Tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada15 Juni 2020 @ 11:46 PM

Tinggalkan Balasan