PCBA & Consumer Electronic jadi prioritas pemerintah Indonesia

Industri elektronika merupakan salah satu dari lima sektor prioritas yang ditetapkan pemerintah dalam Making Indonesia 4.0. Prioritas ini diharapkan mengakselerasi pengembangan sektor tersebut sehingga struktur industrinya semakin kokoh.

Untuk itu diperlukan investasi yang cukup besar, terutama industri pendukungnya. Menperin menegaskan, pemerintah sangat serius mengelola dan memperbaiki iklim usaha industri melalui berbagai kebijakan yang mendukung.

Sebagai buktinya, pemerintah telah memperluas insentif tax holiday dan tax allowance, serta memberikan kemudahan perizinan investasi. Baru-baru ini, pemerintah juga telah menggulirkan insentif pajak terbaru berupa mini tax holiday dan super tax deduction bagi industri.

“Semua kebijakan tersebut agar investor tidak ragu untuk terus beraktivitas dan memperluas industrinya di Indonesia,” tegas Airlangga. Iklim investasi yang kian kondusif mendorong industri elektronika di dalam negeri terus memperluas kegiatan usahanya, seperti yang dilakukan oleh PT Sharp Electronics Indonesia. Perusahaan asal Jepang ini menggelontorkan investasi Rp40 miliar untuk menambah lini produksi mesin cuci di pabriknya di Karawang International Industrial City (KIIC), Jawa Barat.

Sebagai informasi, PT Sharp Electronics Indonesia memulai kegiatan produksinya di Indonesia sejak tahun 1970. Perusahaan ini memproduksi televisi sejak tahun 1971 dan kulkas sejak 1974. Kapasitas produksi kulkas Sharp kini sudah mencapai 120 ribu unit per bulan. Raksasa elektronika Jepang ini kembali memperluas lini produknya di Indonesia dengan memproduksi mesin cuci dua tabung sejak tahun 2008. Pada tahun 2016, seluruh operasional pabrik Sharp Indonesia dipusatkan di KIIC.

Lini baru tersebut akan menambah kapasitas produksi mesin cuci satu tabung (full auto) sebanyak 120 ribu unit per bulan atau 1,4 juta unit per tahun, yang sebagian besar produksinya akan diekspor. Menperin mengatakan, penambahan lini produksi mesin cuci itu membuktikan bahwa Indonesia merupakan basis produksi yang strategis bagi pengembangan bisnis Sharp secara global.

Beroperasinya lini baru produk mesin cuci Sharp mengikuti lini produksi kulkas, mesin cuci, dan TV LED di Karawang yang secara total telah menyerap sekitar 3.000 tenaga kerja. “Untuk mesin cuci, sudah buatan dalam negeri. Sharp sudah 50 tahun memiliki pabrik di Indonesia sehingga untuk Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tidak perlu didorongdorong lagi oleh pemerintah,” kata Menperin saat meresmikan lini produksi baru itu pada 16 Juli silam. Dia memberikan apresiasi kepada PT Sharp Electronics Indonesia yang semakin mantap menghadapi pasar global. “Saya harapkan Sharp terus berinovasi dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dan meningkatkan daya saing untuk berkompetisi di tingkat global,” ujarnya.

CEO PT Sharp Electronics Indonesia Tadashi Ohyama mengatakan, penambahan lini produksi merupakan salah satu bentuk dukungan perusahaan terhadap upaya pemerintah memacu ekspor. “Mesin cuci merupakan salah satu kategori produk unggulan kami. Meski banyak fitur dan desain yang dibuat khusus untuk pasar Indonsia, ternyata banyak juga diminati negara lain seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dan Timur Tengah,” ujarnya.

Lini produksi terbaru diharapkan mampu menambah diversifikasi produk lokal Sharp untuk mengisi pasar global tersebut. “Dengan mesin yang memadai dan tenaga kerja yang mumpuni, semoga kami bisa membuktikan kesiapan produk lokal dan SDM Indonesia untuk bersaing di kancah internasional,” kata Ohyama. National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, Andry Adi Utomo menambahkan, produksi mesin cuci satu tabung atau full auto membawa harapan baru bagi bisnis Sharp Indonesia. Selain kapasitas produksi mesin cuci bertambah 10–15 persen, Sharp Indonesia juga menargetkan angka ekspor dan pangsa pasar produk ini meningkat.

Dengan produksi mesin cuci satu tabung, dia yakin Sharp dapat memanfaatkan berbagai kemudahan, mulai dari sisi pengembangan dan perencanaan produk, sampai dengan menggenjot pertumbuhan penjualan ekspor hingga 20 persen pada tahun 2020 untuk seluruh kategori produk. “Kami juga optimistis hasil ekspor dapat berimbas positif pada market share kami secara keseluruhan,” ungkap Andry.


Sumber: Kementrian Perindustrian Indonesia

Awalnya dipublikasikan pada27 Desember 2019 @ 12:24 AM

Tinggalkan Balasan

error: Alert: Content is protected!