Industri farmasi dan alat kesehatan masuk ke dalam program Making Indonesia 4.0

Kementerian Perindustrian terus berupaya mendorong pemulihan sektor industri di dalam negeri yang terdampak pandemi Covid-19 dengan mendorong sektor manufaktur di tanah air untuk segera bertransformasi ke arah industri 4.0. Kementerian Perindustrian Indonesia yakin upaya strategis tersebut akan memberikan manfaat besar bagi perusahaan, terutama dalam kemampuan berdaptasi dengan kebiasaan baru sebagai dampak pandemi Covid-19.

Langkah ini merupakan bagian dari implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang tentunya akan membawa keuntungan kepada sektor industri seperti peningkatan kinerja mesin dan peralatan, kecepatan operasi produksi dan kualitas produk, serta bisa compatible dengan protokol kesehatan,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam pada pembukaan Bimbingan Teknis dan Asesmen INDI 4.0 Sektor IKFT yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (25/8).

Dirjen IKFT menyebutkan, kegiatan asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) bertujuan untuk mengukur kesiapan perusahaan dalam bertransformasi ke arah industri 4.0, khususnya sektor IKFT.

Besar harapan kami bahwa melalui momen ini industri Indonesia dapat segera lepas landas dan segera mengangkasa kembali menjadi industri tangguh yang berdaya saing global,” tuturnya.

Pada kegiatan assemen ini, juga dipaparkan mengenai implementasi industri 4.0 pada sektor IKFT yang sudah berkembang dengan berbagai sistem aplikasinya masing-masing. Contohnya pada produsen tesktil PT. Eratex Djaja yang berhasil menghemat listrik, air, batubara, dan emisi gas rumah kaca setelah menerapkan teknologi industri 4.0.

Pada hari pertama ini, kami berhasil melibatkan sebanyak 156 peserta dari sektor industri tekstil dan industri pengolahan bahan galian nonlogam.Besok, kami akan menggandeng peserta dari industri kimia hulu dan hilirnya,” ujar Khayam.

Khayam pun menyampaikan, sesuai target kinerja yang telah ditetapkan oleh Kemenperin berdasarkan RPJMN tahun 2020-2024, salah satu sasarannya adalah jumlah perusahaan sektor IKFT dengan nilai INDI 4.0 lebih dari 3 bisa mencapai 11 perusahaan pada 2020, dan sebanyak 21 perusahaan di tahun 2024. Pada INDI 4.0, skor 1-2 menunjukkan kesiapan awal implementasi industri 4.0, kemudian rentang skor 2-3 menunjukkan kesiapan sedang, dan skor 4 adalah mereka yang sudah menerapkan industri 4.0.

Kami optimistis, sektor IKFT mampu berakselerasi ke arah industri 4.0. Apalagi, Making Indonesia 4.0 menetapkan beberapa sektor binaan kami untuk menjadi pionir dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia, yakni industri kimia serta industri tekstil dan pakaian. Bahkan, di tengah pandemi ini kami mengusulkan industri farmasi dan alat kesehatan juga bisa dapat prioritas pengembangan industri 4.0,” paparnya.

Industri farmasi dan alat kesehatan dimasukkan ke dalam sektor tambahan pada Making Indonesia 4.0 karena memiliki kinerja yang gemilang di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. “Kedua sektor tersebut punya demand yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pasar terhadap produk-produk untuk mencegah penularan virus korona baru,” jelas Khayam.

Selain itu, sektor IKFT selama ini telah membuktikan kontribusinya yang signfikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya dari sisi kinerja ekspor, nilai pengapalan produk dari sektor IKFT menembus hingga USD14,59 miliar sepanjang triwulan II tahun 2020.

Selanjutnya, realisasi investasi di sektor IKFT mencapai Rp32,39 triliun pada triwulan II-2020, yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp20,06 triliun dan untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) sekitar Rp12,33 triliun.

Investasi tersebut tentu memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional, seperti pada penambahan jumlah tenaga kerja. Di sektor IKFT, penyerapan tenaga kerjanya telah menyentuh angka 6,96 juta orang dari total tenaga kerja industri pengolahan sebanyak 18,46 juta orang,” ungkap Khayam.

Selain melakukan asesmen INDI 4.0, Kemenperin juga menjalankan program strategis lainnya pada tahun 2020 ini dalam upaya mendorong sektor manufaktur bertransformasi ke arah industri 4.0, antara lain melalui kegiatan pendampingan transformasi industri 4.0, pelaksanaan proyek transformasi industri 4.0, peluncuran ekosistem industri 4.0 (SINDI 4.0), penghargaaan INDI 4.0 dan lighthouse nasional industri 4.0, serta menggelar konferensi dan pameran industri 4.0.

KESIMPULAN

Kementerian Perindustrian indonesia terus mendukung dan mengembangkan inovasi teknologi yang mendukung strategi penanganan Corona Virus Cvid19 di tanah air. Hal ini guna memacu daya saing sektor manufaktur dan ekonomi nasional agar bisa kembali operasional dan menjadi kompetitif di kancah global.

Metalextra menawarkan beragam solusi cerdas industri presisi dari alat ukur, inpeksi hingga mesin kerja. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari spesialis yang dapat membantu Anda memilih yang akan memberi Anda manfaat maksimal.

Hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email : sales@metalextra.com Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:  Siaran Pers Kementrian Perindustrian AUGUST 2020

Tim Kreatif Metalextra.com, Kesimpulan di tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada28 November 2019 @ 4:29 PM

Tinggalkan Balasan